Wednesday, June 8, 2016

BAB 3 KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA




    
 
    
    
 

 

BAB 3
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
            Kemenangan Turki dalam Perang Salib mengakibatkan kota pelabuhan Konstantinopel yang semula dikuasai oleh Romawi Timur diambil alih oleh Turki. Sejak saat itulah, Turki melarang pedagang Eropa lain untuk berdagang di pelabuhan Konstantinopel. Larangan itu mengakibatkan pasokan rempah-rempah di Eropa berkurang.
            Berkurangnya pasokan rempah-rempah di Eropa berakibat pada mahalnya harga rempah-rempah. Para pedagang yang berjiwa petualang ingin menemukan sendiri sumber rempah-rempah itu. Hal inilah yang mendorong pedagang dan penjelajah bangsa Barat, seperti bangsa Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris, untuk berlayar ke Timur.
            Bab ini membahas kedatangan bangsa Barat dan sampai dengan pengaruhnya terhadap Indonesia melalui kolonialisme dan imperialisme.
A.  KEDATANGAN BANGSA BARAT DI INDONESIA
karena ingin mencari sumber rempah-rempah, bangsa Barat berlomba-lomba berlayar ke Timur dan sampailah mereka di Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah menimbulkan niat untuk menguasai kekayaan alam Indonesia tersebut. Inilah sikap bakal munculnya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
Kolonialisme
       Kolonialisme adalah paham yang bertujuan menguasai daerah atau bangsa lain untuk memperluas wilayah kekuasaannya dengan menjadikannya koloni.
       Pada masa revolusi industri, industri-industri yang membutuhka bahan baku dari Timur bermunculan di Eropa keberhasilan Revolusi Industri membuat kebutuhan bahan baku industri di Eropa semakin tinggi. Jatuhnya Konstantinopel, tingginya bea masuk dalam perdagangan sistem merkantulisme, dan dorongan kapitalisme yang ingin menguasai hal-hal yang dapat membawa keuntungan maksimal bagi negaranya mendorong bangsa barat untuk mendatangi sumber-sumber bahan baku industri tersebut dan menjadikannya bagian dari wilayah kekuasan mereka.
Imperialisme
     Imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum Revolusi Industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan ajaran Al Kitab (gospel). Imperialisme moderen yang terjadi pasca-Revolusi industri memiliki 3 tujuan sebagai berikut.
1.    Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industri.
2.    Mendapatkan daerah pemasaran hasil industri.
3.    Mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang.



1.    Kedatangan Bangsa Spanyol Di Indonesia
Tahun 1492, Columbus memulai misi penjelajahan untuk menemukan kepulauan Hindia yang dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Ketika mendarat di sebuah daerah (yang kini dikenal sebagai kepulauan Bahama di Benua Amerika), Columbus mengira telah mencapai kepulauan Hindia. Daerah tersebut selanjutnya dianggap sebagai daerah jajahan Spanyol. Misi pun diteruskan sampai ke Meksiko.
Tahun 1521, armada Spanyol dibawah pimpinan Sebastian Del Cano mendarat di Maluku dan membeli banyak rempah-rempah. Rempah-rempah itu dibawa ke Spanyoldengan kapal Victoria. Berita keberhalisan Sebastian Del Cano menemukan sumber rempah-rempah menjadi perbincangan luas di Spanyol. Sejak saat itu, kapal-kapal Spanyol berduyun-duyun datang ke Maluku.
Selain misi ekonomi, penjelajahan Spanyol juga membawa misi untuk menyebarkan agama Katolik. Seorang pastor bernama Franciscus Xaverius menyebarkan agama Katolik di Ambon, Ternate, dan Moratai. Namun, keberadaan Spanyol di Maluku tidak berlangsung lama karena Portugis terlebih dahulu menguasai kepulauan Maluku.

2.    Kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia

Pelayaran bangsa Portugis dipimpin oleh Bartholomeus Diaz, berhasil mencapai Tanjung Harapan (Cape Of Good Hope) di ujung selatan Benua Afrika.
Pelayaran berikutnya dipimpin oleh Vasco Da Gama yang mendarat di Calicut, India, Tahun 1498. Dari India, Portugis mengirim misi ekspedisi pelaran ke Timur tahun 1510 dibawah pimpinan Alfonso de Albuequerque.
Ketika tiba di Goa, ia mendapat kabar dari pedagang Gojarat dan Arab tentang kekayaan daerah Malaka. Mendengar berita tersebut, Alfonso de Albuequerque pun menyerang Malaka dan berhasil menguasainya tahun 1511. Portugis meneruskan perjalanan ke Timur dibawah pimpinan oleh Francisco Serro. Akhirnya, bangsa Portugis sampai di Ternate, Maluku, tahun 1512.
Setelah mengusai Malaka dan Maluku, Portugis melebarkan sayapnya ke Pulau Sumatera yang kaya lada. Namun, upaya tersebut kurang berhail karena terhalang oleh Kerajaan Aceh yang mendominasi jalur perdagangan lada di Sumatera. Portugis juga ingin melebarkan sayap perdangannya ke Pulau Jawa. Mereka berhasil menjalin hubungan dagang dengan Belambangan, Pasuruan, dan daerah sekitarnya.

3.    Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia

Pada awalnya, bangsa Portugis berusaha merahasiakan rute perdagangan ke Benua Asia. Namun, rute itu dibocorkan seorang Belanda yang ikut dalam pelayaran perdagangan, yaitu Jan Huygen Van Linschoten. Ia menerbitkan catatan perjalanannya berjudul “Catatan Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis.” (Itinerario naet Oost ofte Portugaels Indien). Buku itu dilengkapi peta-peta, gambaran wilayah, dan jenis barang yang diperdagangkan. Berdasarkan buku itulah, pelayaran dagang Belanda menuju Asia tahun 1595 dilakukan.
Pelayaran ini terdiri dari 4 kapal yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Mereka tiba di Banten bulan juni 1596 dan terus bergerak ke Timur menuju kepulauan Maluku. Armada Cornelis de Hautman berhasil mengangkut rempah-rempah dalam jumlah yang sangat besar. Kabar keberhasilan mereka mendapatkan rempah-rempah menyebar dengan cepat ke seluruh negeri Belanda. Sejak saat itulah pelayaran dagang bangsa Belanda berdatangan ke Indonesia.

4.    Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia

Tahun 1600, Ratu Elizabeth I dari Inggris merintis pelayaran dagang ke dunia Timur. Untuk itu, Ratu memberi hak kepada Maskapai Hindia Timur (The East India Company ­atau EIC). Berpusat di India untuk berlayar ke Timur. Armada pelayaran dagang tersebut dipimpin oleh Sir James Lancaster. Mereka tiba di Aceh tahun 1602, lalu meneruskan perjalanan ke Banten dan membangun kantor dagang disana mereka berhasil pulang ke Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah.
Pelayaran dagang berikutnya dipimpin oleh Sir Henry Middelton tahun 1604 dan berhasil mendarat di daerah Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda di Maluku. Namun, Inggris mendapat saingan dari Portugis yang terlebih dahulu ada disana. Untuk menghindari persaingan itu, pelayaran dagang Inggris berusaha mencari rempah-rempah di Pelabuhan lain, seperti di Sukadana ( Kalimantan Barat ),  Makassar, Jayakarta, Jakarta, Pariaman, Jambi, dan Aceh.
Tahun 1811, pasukan Inggris menyerang wilayah yang dikuasai Belanda. Belanda tidak bisa berbuat banyak. Dan menyerahkan wilayah-wilayah yang dikuasainya. Thomas  Stamford Raffles pun diangkat sebagai gubernur jenderal di Hindia Belanda. Namun berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris harus mengembalikan Hindia Belanda ke pemerintah Belanda. Kewajiban ini baru terlaksana tahun 1816.

LATIHAN

1.      Kolonialisme adalah....
2.      Perjanjian antara Portugis dan Spanyol tahun 1494 adalah....
3.      Maskapai dagang Inggris yang berpusat di India bernama....
4.      Orang Spanyol yang berlayar setelah Columbus adalah....
5.      Yang memimpin misi dagang Belanda ke Indonesia adalah....

B.  MASUKNYA KEKUASAAN ASING DI INDONESIA

Kedatangan bangsa asing di Indonesia semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah.

1.    Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia

Tahun 1511, armada penjelajah Portugis dibawah pimpinan Alfonso de Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu Sultan Mahmud Syah (1488-1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis, perdaganganpun di monopoli dan dikusai oleh Portugis.
Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan dari pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate melawan Tidore.
Praktik monopoli perdagangan cengkih yang dilaukan Portugis merugikan Ternate. Lamakelamaan penguasa Ternate pun menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis dibawah pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun.bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah Maluku tahun 1575.
Setelah terusir dari kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatera dan Jawa. Di Jawa armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan, Belambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatera, bangsa Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.

2.  Kekuasaan VOC di Indonesia

Harga rempah-rempah di Eropa yang sangat mahal memberi keuntungan besar bagi pedagang. Hal itu mendorong pedagang di Belanda berlomba-lomba berlayar ke Maluku yang menghasilkan rempah-rempah.
Pemerintah Belanda tidak tinggal diam. Tahun 1598, parlemen Belanda (Staten Generaal) mengusulkan agar semua perusahaan pelayaran membentuk sebuah kongsi dagang. Usul itu terlaksana bulan maret 1602 dengan terbentuknya perserikatan Maskapai Hindia Timur ( Vereenigde Oost Indische Compagnie atau bisa disebut VOC ) yang bermarkas di di Amsterdam.
Utnuk mendukung keberadaan VOC, parlemen Belanda memberi hak Oktrooi, yang isinya sebagai berikut.

a.       Hak memonopoli perdagangan diwilayah antara Amerika Selatan dan Afrika.
b.      Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan.
c.       Hak untuk mengadakan perang dan menjajah.
d.      Hak sebagai wakil pemerintah Belanda di Indonesia.
e.       Hak untuk mengikat perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.
f.        Hak untuk mengangkat pegawai.
g.      Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
h.      Hak untuk memungut pajak.

VOC tumbuh menjadi sebuah kongsi dagang besar dan berhasil memonopoli perdagangan di Indonesia. Untuk memperlancar urusan pemerintahan diangkatlah seorang gubernur jenderal VOC di Indonesia.
Dalam memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia VOC memberlakukan hal-hal sebagai berikut.
a.    Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempah dengan cara menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
b.    Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan di Indonesia. Jika penjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.

Kongsi dagang VOC  banyak memberikan banyak keuntungan  kepada pemerintah Belanda sehingga pemerintah Belanda menjadi kaya.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad  XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut.
a.    Benyak pegawai VOC melakukan penyelewengan utnuk memperkaya diri-sendiri (korupsi).
b.    Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya.
c.    Biaya perang untuk menumpas perlawanan seporadis suku-suku di Indonesia sangat besar.
d.    Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris, semakin tajam.

Pada akhir masa jayanya, kongsi dagang tersebut memiliki utang sekitar 136 juta Gulden yang tidak sanggup dibayarnya. Akhirnya, pemerintah Belanda memutuskan untuk membubarkan VOC pada 31 Desember 1799. Semua harta VOC di Indonesia menjadi milik Kerajaan Belanda. Utang-utangnya pun diambil alih oleh pemrintah Belanda. Dengan demikian, kendali pengaturan wilayah Indonesia dilakukan langsung oleh pemrintah Kerajaan Belanda.

3.    Kekuasaan Prancis di Indonesia Masa Gubernur Jenderal Daendles

Di Eropa, terjadi perang antara negara Prancis dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte melawan negara-negara Eropa. Prancis berhasil mengalahkan Belanda dan menguasai wilayah jajahannya.  Dengan peralihan kekuasaan dari Belanda ke Prancis, wilayah penduduk Belanda menjadi wilayah kekuasaan Prancis, termasuk Indonesia.
Pada waktu itu, wilayah Semenanjung Malaya telah dikuasai Inggris. untuk mencegah wilayah Indonesia jatuh ketangan Inggris, Prancis mengangkat Herman Willem Daendles sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia tahun 1808. Daendles memiliki tugas utama memprtahankan pulau Jawa dari serang Inggris karena saat itu Inggris sedang berperang melawan Prancis. Perhaian utama daendles adalah bidang pertahanan. Misalnya :
a.    Membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km. Tujuannya untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk mengangkut hasil pertanian;
b.    Melaksanakan sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan jalan;
c.    Membangun angkatan perang misalnya armada laut di ujung kulon, Banten;
d.    Mencampuri urusan intern Kerajaan-kerajaan di Indonesia dan mempengaruhi Raja-raja di Indonesia;
e.    Menjalankan sistem pemerintahan diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan;
f.     Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak.

Sepak terjang Herman Willem Daendles menyengsarakan rakyat Indonesia dan memunculkan perlawanan disetiap daerah. Keadaan ini ternyata juga didengar oleh Kerajaan Belanda. Untuk meredam masalah, Herman Willem Daendles ditarik ke Belanda tahun1811. Sebagai gantinya, diangkatlah Jansens sebagai Gubernur Jenderal yang baru.
Pada masa pemerintahan Jansens, Inggris menyerbu Batavia. Dalam pertempuran tersebut, tentara Belanda kalah dan akhirnya menyerah tanggal 18 September 1811. Jansens harus menandatangani kapitulasi tuntang yang berisi penyerahan Batavia kepada Inggris.

4.    Kekuasaan Inggris di Indonesia

Maskapai dagang Inggris, East Indian Company (EIC), mewakili pemerintah Inggris di Indonesia. Mereka mengangkat Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Langkah-langkah yang dilakukan Stamford Raffles antara lain sebagai berikut.
a.    Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.
b.    Mengurangi kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah.
c.    Menghilangkan sama sekali benruk kerja paksa atau rodi.
d.    Menghapus pelayaran Hongi model VOC.
e.    Melarang perbudakan karena tidak seuai dengan semangat liberialisme.
f.     Menghapus segala macam bentuk penyerahan (upeti).
g.    Memungut sewa tanah sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
h.    Melaksanakan sistem penjurian dalam peradilan.

Raffles juga banyak berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan, antara lain sebagai berikut.

a.    Meneliti tumbuh-tumbuhan dan menamai bunga temuannya Rafflesia Arnoldi.
b.    Membangun kebun raya Bogor yang berisi tanaman tropis Indonesia.
c.    Menulis buku History of Java yang berisi sejarah budaya Pulau Jawa.

5.    Kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia

Setelah Prancis kalah perang, Napoleon harus menandatangani konvensi London tahun 1814. Isi konvensi tersebut adalah Prancis harus mengembalikan status negar-negara jajahannya ke kedudukkan semula sebelum ada penyerangan Napoleon. Indonesia harus diserahkan kembali pada Belanda. Penyerahan itu dilakukan tahun 1816. Akan tetapi, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan Bengkulu tidak iut diserahkan. Penyerahan kembali tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia yang kemudian mengadakan perlawanan misalnya perang Diponegoro, perang Aceh perang Padri, dan perang Pattimura.
Peperangan memaksa pemerintah Belanda mengeluarkan anggaran biaya pertahanan yang besar. Kas pemerintah Belanda pun menjadi kosong. Salah satu upaya pemerintah kolonial Belanda untuk mengisi kas kosong tersebut adalah menugaskan ahli ekonomi Belanda, Van den Bosch, untuk menangani perekonomi Indonesia.
Van den Bosch mengusulkan pemberlakuan sistem Cultuur Stelsel. atau tanam paksa di Pulau Jawa. Usulan itu mendapat persetujuan dari parlemen Belanda mulailah pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia tahun 1830. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa antara lain sebagai berikut.
a.    Seperlima bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor. Tanaman yang harus dibudidayakan antara lain teh, tebu, tembaga, merica, kayu manis, nila, kapas, dan tanaman lain yang laku dijual dipasaran Eropa.
b.    Tanaman tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
c.    Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Belanda.
d.    Apabila taksiran harga hasil panen melibihi pajak, maka kelebihannya menjadi hak rakyat.
e.    Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah.
f.     Tenaga kerja yang digunakan tidak boleh melebihi tenaga kerja yang digunakan untuk menanam padi.

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, ketentuan diatas banyak yang dilanggar untuk memperbesar keuntungan pemerintah Belanda. Ketentuan yang dilanggar antara lain sebagai berikut.

a.    Tanah yang dijadikan lahan tanaman ekspor tidak hanya seperlima bagian, tapi seluruhnya.
b.    Lahan yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
c.    Kegagalan panen ditanggung oleh rakyat sendiri bukan pemerintah.
d.    Jika taksiran hasil panen melebihi pajak, maka kelebihan itu tidak deberikan kepada rakyat.
e.    Tenaga yang digunakan untuk tanam paksa melebihi tenaga untuk menanam padi. Hal ini disebabkan umur tanaman untuk tanam paksa lebih panjang.

PENGARUH PEMBERLAKUAN TANAM PAKSA
    
               Kebijakan tanam paksa berpengaruh terhadap pemerintah Belanda maupun rakyat Indonesia. Harga pokok hasil pertanian tanam paksa sangat rendah, padahal harga jualnya sangat tinggi. Akibatnya, Kerajaan Belanda menjadi negara kaya. Tanam paksa membuat rakyat Indonesia sangat menderita dan kelaparan. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk mengurus tanaman paksa sehingga tanaman padi mereka jadi terlantar. Sisi baiknya, petani Indonesia mulai mengenal jenis tanaman baru yang diunggulkan sebagai komoditas ekspor.
AKIBAT PELAKSANAAN TANAM PAKSA

               Tidak semua bangsa Belanda setuju dengan sistem ini. Ada juga pihak-pihak yang menentang pelaksanaan tanam paksa di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1.      Kelompok pemilik modal
Kelompok pemilik modal atau kaum kapitalis mendesak pemerintah agar mengahapuskan sistem tanam paksa. Sebagai gantinya, para pemilik modal meminta agar diizinkan masuk ke Indonesia. Desakan kaum kapitalis itu berhasil membuat pemerintah Belanda menerapkan kebijakan politik pintu terbuka artinya, para pemilik modal swasta diizinkan masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya.

2.      Golongan Humanis di Belanda
Eduard Douwes Dekker
Eduard Douwes Dekker sebelumnya merupakan birokrat pemerintah Belanda yang iba melihat penderitaan rakyat Indonesia. Dengan nama samaran Multatuli, Douwes Dekker menceritakan pelaksanaan sistem tanam paksa dalam sebuah buku berjudul Max Havelaar. Berkat buku inilah, golongan Humanis Belanda mengetahui dan berempati terhadap penderitaan rakyat Indonesia.

Van de Venter
         Van de Venter mengkritik keberadaan sistem tanam paksa. Ia mengusulkan agar pemerintah Belanda melakukan politik balas budi yang lebih dikenal sebagai politik etis. Sebagai tindak lanjut, pemerintah Belanda mengadakan perbaikan di bidang irigasi, edukasi, dan transmigrasi pada awal abad ke-20. Pelaksanaan politik etis ini sangat membantu kemajuan Indonesia dikemudian hari.

Baron van Hoevel
Sesuai dengan kapasitasnya sebagai pendeta, ia menentang tanam paksa melalui khotbah-khotbahnya di gereja.

Kelompok Liberal di Negeri Belanda
         Golongan mayoritas parlemen Belanda dikuasai oleh pihak konservatif, sementara golongan minoritas atau golongan oposisi adalah kaum liberal. Usulan tersebut mendapat simpati dari sebagian besar penduduk negri Belanda dan rakyat Indonesia yang ada disana.
         Kemenangan kaum liberal pada pemilu 1860 merealisasikan usulan tersebut. Tanam paksa dihapus tahun 1870 dimulai dengan penghapusan tanam paksa tebu.
         Pemerintah Belanda menerapkan politik pintu terbuka dengan mengeluarkan undang-undang agraria tentang kepemilikan tanah didaerah jajahan. Dalam pelaksanaannya berdirilah perkebunan-perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan lainnya. Politik pintu terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai dilaksanakan tahun 1900.

LATIHAN

1.      Hak yang diberikan parlemen Belanda kepada VOC adalah....
2.      VOC dibubarkan tanggal....
3.      Gubernur Jenderal pertama VOC di Indonesia adalah....
4.      Buku sejarah kebudayaan Pulau Jawa yang ditulis oleh Raffles berjudul....
5.      Nama samaran douwes dekker adalah....

C.  PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME TERHADAP BANGSA INDONESIA

Berbagai upaya yang telah dilakukan penjajah mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia dalam segala bidang.  Akibatnya, terjadi perubahan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia yang sifatnya dipaksakan. Tujuannya adalah semata-mata melanggengkan kekuasaan mereka di negara jajahan.
Beberapa perubahan yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut.

1.    Bidang Politik

Pemerintahan Belanda mengadakan beberapa perubahan Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian. Belanda menunjuk seorang residen untuk mengawasi jalanya pemerintahan harian kolonial dan memerhatikan penanaman bahan pangan. Belanda juga menunjuk bupati untuk  mengawasi pelaksanan tanam paksa dan memastikan perjualan hanya kepada pemerintah Belanda.
                  Sistem pemerintahan turut berubah selama Daendels berkuasa Indonesia (1808-1811). Ia menjadikan Jawa sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut prefektur. Ia  mengangkat penguasa lokal, seperti wedana, menjadi pegawai Belanda yang mendapat gaji dari pemerintah dan memberinya tanggung jawab sebagai pemimpin prefektur.
                  Sistem hukum juga mengalami perubahan yang sangat mendasar. Jika pada zaman sebelum penjajahan Belanda segala perkara diselesaikan dengan hukum adat, maka pada zaman penjajahan Belanda segala perkara diselesaikan dengan hukum barat modern. Daendels merintis pemberlakuan hukum barat modern melalui sistem pengadilan keliling dan sistem pengadilan pribumi disetiap prefektur yang disebut landgrecht.

2.    Bidang Ekonomi

Kemajuan industri mendorong Belanda mengekplorasi sumber daya alam. Belanda mulai membuka tambang minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur, dan Sungai Berang, Sumatera Selatan; tambang timah di Bangka, Belitung, dan Singkap. Untuk memperlancar pengiriman hasil perkebunan dan pertambangan, Belanda membangun rel kereta api. Seluruh usaha yang dilakukan pemerintah Belanda di Indonesia tidak banyak menyentuh kehidupan ekonomi rakyat sebab hanya berpusat pada kepentingan penjajah. Rakyat Indonesia tetap menjadi petani miskin, buruh perkebunan, atau buruh pertambangan.

3.    Bidang Sosial

Pada masa pemerintahan Belanda, status sosial tertinggi dimiliki orang Eropa karena mereka merupakan penguasa. Golongan berikutnya adalah Asia dan Timur Jauh, seperti bangsa Cina, India, dan Arab yang merupakan kaum pedagang. Kedudukan paling rendah adalah rakyat Indonesia atau kaum pribumi yang merupakan golongan mayoritas.

4.    Bidang Budaya

Masuknya bangsa asing ke Indonesia memunculkan westernisasi, yaitu pemujaan terhadap kebudayaan Barat secara berlebihan. Westernisasi menyebar melalui jalur pemerintahan dan pendidikan. Kaum pribumi yang menjadi birokrat pemerintah Belanda menggunakan bahasa Belanda sebagai simbol status mereka saat itu. Mereka ikut-ikutan berbahasa Belandadan berpakaian ala Barat.
Penerapan politik etis mendorong pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah calon birokrat OSVIA (Opleiding School Voor Inlandische Ambtenaren) didirikan di Bandung, Magelang, dan Probolinggo untuk mendidik calon-calon birokrat dari bangsa Indonesia sendiri. Tahun 1848, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah massal  disetiap kabupaten untuk kalangan terbatas. Sekolah-sekolah tersebut adalah HIS (Hollandsch Inlandche School), MULO (Meer Ultgebreit Lager Onderwijs), AMS (Algemeene Middel Bare School), dan HBS (Hoogere Burger School). Tahun 1851, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah guru Kweekschool dan Hogere Kweekschool, sekolah dokter STOVIA. Akhir abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda membuka sekolah untuk kaum pribumi, yaitu sekolah Angka 1 dan Sekolah Angka 2 yang bersifat umum dan memberikan pelajaran dasar membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah, dan ilmu alam.

LATIHAN

1.    Sistem pemerintahan Daendles membagi Jawa menjadi kesatuan wilayah yang disebut....
2.    Apa tugas seorang presiden?
3.    Perintis berlakunya hukum barat modern di Indonesia adalah....
4.    Status sosial paling tinggi pada zaman Belanda dimiliki oleh....
5.    Apakah yang dimaksud dengan westernisasi?


D.  PERLAWANAN BANGSA INDONESIA MENGHADAPI KEKUASAAN ASING

Monopoli perdagangan rempah-rempah, tanam paksa, kerja rodi memicu kebencian di hati rakyat Indonesia dan menimbulkan keinginan mereka untuk melawan kesewenang-wenangan bangsa Eropa. Muncullah perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan asing.
Dibawah ini adalah beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia untuk melawan kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa.

1.    Perlawanan Demak
Monopoli perdagangan Portugis di Selat Malaka, membuat Demak mengadakan perlawanan. Penyerangan  terhadap Portugis di Malaka terjadi pada tahun 1512 dan 1513. Penyerangan yang dipimpin oleh Dipati Unus tersebut gagal dan Portugis tetap menguasai perdagangan di Selat Malaka.

2.    Perlawanan Rakyat Aceh
Aceh melihat bahwa keberadaan Portugis di Malaka mengancam aktivitas perdagangannya. Untuk mengusir Portugis dari Malaka, 1607-1636 Sultan Iskandar Muda memimpin penyerangan melawan Portugis tetapi tidak berhasil. Portugis pun tetap bercokol di Malaka.

3.    Perlawanan Kerajaan Mataram
Niat raja Mataram untuk menyatukan seluruh Pulau Jawa dalam kekuasaannya mengalami kendala. Keberadaan VOC di Batavia juga mempunyai niatan yang sama, yaitu menguasai seluruh Pulau Jawa. Oleh karena itu, Sultan Agung berusaha mengusir VOC dari Batavia.  Serangan pertama dilancarkan oleh Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Bahurekso, namun gagal. Serangan lanjutan terjadi tahun 1628 dan 1629 oleh Sultan Agung. Lagi-lagi serangan ini gagal karena jarak antara Mataram dan Batavia terlalu jauh, kekurangan makanan, persenjataan kurang canggih dan wabah penyakit.

4.    Perlawanan Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin melakukan beberapa hal yang tidak menyenangkan VOC. Pertama ia, menjalin persahabatan dengan Maluku yang menjadi lawan VOC. Kedua, secara sembunyi-sembunyi Hasanudin juga mengirim pasukan ke Maluku untuk membantu memerangi VOC. Ketiga, Makassar berusaha untuk menjual rempah-rempah pada pedagang bukan Belanda.
Tindakan yang dilakukan Sultan Hasanuddin tersebut mengakibatkan terjadinya perang tahun 1666-1667. Dalam peperangan tersebut, VOC dibantu oleh Aru Palaka yang merupakan musuh Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin menderita kekalahan, dan sebagai konsekuensi ia dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya. Isinya antara lain:
a.    VOC memperoleh monopoli perdagangan di Makassar;
b.    Aru Palaka harus diakui sebagai Raja Bone;
c.    Hasanuddin harus melepas daerah jajahan;
d.    VOC boleh mendirikan benteng di Makassar.

5.    Perlawanan Pattimura
Kedatanganan Belanda untuk berkuasa kembali di Maluku mendapat berlawanan dari rakyat Maluku di bawah pimpinan Thomas Matulesi (Kapitan Pattimura). Secara umum, penyebab terjadinya perlawanan rakyat Maluku antara lain:
a.    Adanya penindasan dan perlakuan semena-mena dari VOC terhadap pada masa lalu;
b.    Pengerahan rakyat untuk dijadikan serdadu Belanda;
c.    Dihidupkannya kembali kerja paksa yang sudah sempat dihapuskan Inggris.

Peperangan diawali dengan penyerbuan pasukan Pattimura ke Benteng Deurtede selama dua bulan. Belanda berusaha merebut kembali dengan mengerahkan pasukan di bawah pimpinan Mayor Beetjs tetapi gagal. Serangan berikutnya dipimpin oleh Letnan Groot. Pada tanggal 3  Agustus 1817, akhirnya Belanda berhasil kembali menguasai benteng Deurtede.
Selain Pattimura, tokoh terkenal lainnya adalah Christina Martha Tiahahu yang juga tangan kanan Kapitan Pattimura. Rumah Christina dibakar, ia dan ayahnya, Paulus Tiahahu, ditangkap Belanda. Ayah Christina kemudian dihukum mati, sedangkan Christina sendiri dibuang ke Laut Banda.

6.    Perang Paderi (1821-1837)
Ada dua golongan yang berpengaruh kuat pada kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Golongan pertama adalah golongan adat yang banyak berperan sebelum agama Islam berkembang di Sumatera Barat. Golongan kedua adalah golongan agamais/ulama yang terkenal dengan sebutan paderi. Golongan ini menjadi dominan setelah agama Islam berkembang  di bumi Minangkabau.
Sebab-sebab terjadinya Perang Paderi adat sebagai berikut.
a.    Makin kuatnya perebutan penganut antara kaum adat dan kaum agamais.
b.    Hukum adat yang menekankan asas matrilineal tidak sesuai dengan hukum agama yang lebih menekankan peranan patrilineal.
c.    Berkembangnya ajaran agama yang semakin mengakar pada kehidupan masyarakat.
d.    Adanya kebiasaan golongan adat yang berseberangan dengan kaum agamais, seperti minum-minuman keras, sabung ayam dan berjudi.
e.    Campur tangan Belanda dalam perebutan pengaruh di masyarakat Sumatera Barat.

Kaum Paderi/agamais dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol menyerang kaum adat. Kaum adatpun meminta pertolongan kepada Belanda. Secara umum Perang Paderi dapat dibagi atas tiga tahap:


a.    Periode 1821-1825
pada periode ini , Belanda dibawah pimpinan Letkol Raaf mengerahkan pasukannya untuk membantu kaum adat. Pasukan Belanda berhasil menguasai Tanah Datar dan mendirikan benteng Fort Van Der Capellan. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar, Belanda dan Paderi mengadakan Perjanjian Padang (1824).
Akan tetapi Perjanjian Padang tersebut tidak dapat secara total menghentikan peperangan. Untuk itu, dilakukanlah  penyempurnaan perjanjian oleh Kolonel Stuers tahun 1825. Isi kesepakatan antara lain diadakannya genjatan senjata, Tuanku Imam Bonjol diakui kekuasaanya, dan urusan agama di Sumatera Barat tidak lagi dicampuri Belanda.

b.   Periode 1826-1830
Pada periode ini, konsentrasi Belanda terpecah karena Pulau Jawa terjadi Perang Diponegoro. Untuk memperkuat pertahanannya di Sumatera Barat, Belanda mendirikan benteng Fort de Kock  di Bukit Tinggi .

c.    Periode 1831-1836
Paa periode ini, Belanda mengirim prajurit-prajurit Jawa yang berhasil ditangkap pada perang Diponegoro untuk membantu Belanda di Sumatera Barat. Pasukan ini berada dibawah pimpinan Sentot Ali Basyah. Namun, Sentot Ali Basyah mengkhianati Belanda sehinga ia ditarik kembali ke Batavia. Tahun 1834, pasukan Belanda dibawah pimpinan Cochind dan Michaels berhasil menguasai Bonjol. Setelah bertahan sekian lama, akhirnya pimpinan Paderi Tuanku Imam Bonjol ditankap tahun 1837. Ia lali diasingkan ke Batavia, Cianjur, Ambon, dan Manado sampai akhirnya wafat tahun 1864. Setelah Perang Paderi berakhir, wilayah Sumatera Barat jatuh ke tangan Belanda.

7.    Perang Bone (1824-1825)
Perang Bone pecah tahun 1824-1825. Rakyat Bone dipimpin oleh Sultan Bone. Perlawanan rakyat Bone terjadi karena Belanda ingin menguasai Sulawesi Selatan. Setelah Sultan Bone menyatakan diri kalah perang, Bone pun akhirnya berhasil dikuasai Belanda.

8.    Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dan dibantu oleh Sentot Ali Basyah, Pangeran Mangkubumi, dan Kyai Majo. Secara umum, penyebab Perang Diponegoro adalah sebagai berikut.
a.    Campur tangan Belanda dalam urusan pemerintahan Kerajaan Mataram.
b.    Penciutan wilayah Kerajaan Mataram karena diberikan pada Belanda sebagai imbalan bantuan yang diberikan.
c.    Pungutan pajak Belanda yang semakin memberatkan.
d.    Ketidakpuasan para bangsawan karena banyak berkurangnya hak mereka.
e.    Kekuasaan Kerajaan Mataram yang semakin berkurang dan pendapatan kerajaan makin menurun.
f.     Kegiatan perdagangan Mataram merosot karena pelabuhan-pelabuhan dibagian utara Jawa telah dikuasai oleh Belanda.

Penyebab perang secara khusus adalah rencana pembuatan jalan yang melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Untuk menangkal perlawanan Pangeran Diponegoro, Belanda melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a.    Membentuk pasukan kontra gerilya.
b.    Memecah belah dan menghasut pengikut Pangeran Diponegoro.
c.    Membangun benteng-benteng yang semakin memper-sempit pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro.
d.    Mengangkat Sultan Sepuh sebagai Sultan Yogyakarta dengan tujuan memecah perlawanan rakyat.          
Penggunaan siasat Benteng Stelsel semakin mempersempit ruang gerak pengikut Pangeran Diponegoro. Setelah terdesak, Pangeran Diponegoro menerima tawaran untuk berunding tannggal 28 maret 1830 di rumah Residen Kedu di Magelang. Namu, yang terjadi bukanlah perundingan. Pangeran Diponegoro malah ditangkap, lalu dibuang ke Semarang, Batavia, Manado dan Makassar hingga meninggal tanggal 8 Januari 1855.


9.    Perlawanan Patih Jelantik
Pulau Bali sampai abad 19 merupakan sebuah kerajaan merdeka yang bebas dari pengaruh bangsa asing. Belanda yang ingin menguasai seluruh nusantara tidak senang dengan kemapanan Bali. Sasaran utama Belanda adalah Kerajaan Buleleng dibawah pimpinan I Gusti Ketut Jelantik. Kerajaan Buleleng mengadakan perlawanan terhadap Belanda tahun 1846. Penyebabnya adalah sebaai berikut.
a.    Hukum Tawan Karang tidak diakui oleh Belanda.
b.    Belanda memaksa raja-raja Bali untuk mengakui kedaulatannya.
c.    Belanda ingin memonopoi perdagangan.
Pertempuran berlangsung dari tahun 1846-1849 dengan kekalahan di pihak Kerajaan Buleleng. Akibatnya, hukum Tawan Karang yang selama ini dijalankan kerajaan Buleleng pun dihapus. Selain itu, Belanda juga berhasil menguasai perdagangan di Bali.

10.     Perang Banjar
Perang Banjar pecah karena adanya campur tangan pemerintah Belanda dalam urusan kerajaan. Pangeran Amir yang seharunya menjadi raja dihalangi Belanda dan malah menempatkan Pangeran Nala menjadi raja. Karena merasa berhutang budi, Pangeran Nala pun menyerahkan wilayah Kerajaan Banjarpada Belanda.
Rakyat Banjar mengadakan perlawanan terhadap Belanda dibawah pimpinan Pangeran Antasari. Perlawanan berlangsung terus sampai akhir hayat Pangeran Antasari tahun 1862. Perlawanan dilanjutkan lagi oleh anak-anaknya untuk membebaskan Kerajaan Banjar dari pengaruh Belanda.

11.     Perlawanan Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII merupakan raja yang ke-12 dan berpengaruh luas di Tapanuli dan sekitarnya.
Sisingamangaraja XII ke-XII mengadakan perlawanan terhadap Belanda karena:
a.    Pengaruh Sisingamangaraja semakin mengecil;
b.    Adanya zending (misi penyebaran agama Kristen) di Tapanuli dan sekitarnya;
c.    Belanda memperluas kekuasaannya dalam rangka Pax Netherlandies.
Penyebab khusus perlawanan adalah kegeraman Sisingamangaraja atas penempatan pasukan Belanda di Tarutung dengan dalih melindungi penyebaran agama dan penguasaan Belanda atas daerah-daerah di Tapanuli.
Perang tersebut dimenangkan oleh Belanda dan diakhiri dengan gugurnya Sisingamangaraja XII Tahun 1907. Setelah Sisingamangaraja gugur, Tapanuli jatuh ke tangan Belanda.

LATIHAN
1.    Dipati Unus memimpin perlawanan kerajaan....
2.    Nama lain Thomas Matulesi adalah....
3.    Penyebab khusus terjadinya perang Diponegoro adaah....
4.    Kekuatan Belanda pada waktu menghadapi perlawanan Tuanku Imam Bonjol tidak maksimal karena....
5.    Perang Paderi terbagi atas 3 tahap. Pada tahap ke berapakah juga terjadi perang Diponegoro?








Bacalah artikel dibawah ini. Kemudian, jawablah pertanyaanya.

ANTIKOLONIALISME DALAM PEMIKIRAN SOEKARNO MUDA
Oleh: Baskara Wardaya, SJ

            Pada 17 Mei 1956 Presiden Soekarno mendapat kehormatan untuk menyampaikan pidato di depan Kongres Amerika Serikat dalam rangka kunjungan resminya ke negeri tersebut. Sebagaimana dilaporkan dalam halaman pertama New York Times pada hari berikutnya, dalam pidato itu dengan gigih Soekarno menyerang kolonialisme.

Antikolonialisme dan anti-imperialisme
            Sebagai sistem yang motivasi utamanya adalah ekonomi, Soekarno percaya, kolonialisme erat terkait dengan kapitalisme, yakni suatu sistem ekonomi yang dikelola oleh sekelompok kecil pemilik modal yang tujuan pokonya adalah memaksimalisasi keuntungan. Dalam upaya memaksimalisasi keuntungan itu, kaum kapitalis tak segan-segan untuk mengeksploitasi orang lain. Melalui kolonialisme para kapitalis Eropa memeras tenaga dan kekayaan alam rakyat negeri-negeri terjajah demi keuntungan mereka. Melalui kolonialisme inilah di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia, kapitalisme mendorong terjadinya apa yang ia sebut sebagai exploitation de I’homme atau eksploitasi manusia oleh manusia lain.
            Sebagai suatu sistem yang eksploitatif, kapitalisme itu mendorong imperialisme, baik imperialisme politik maupun imperialisme ekonomi.tetapi Soekarno muda tak ingin menyamakan begitu saja imperialisme dengan pemerintah kolonial. Imperialisme, menurut dia, “bukanlah pegawai pemerintah; ia bukanlah suatu pemerintahan; ia bukan kekuasaan; ia bukanlah pribadi atau organisasi apapun. “Sebaliknya, ia adalah sebuah hasrat berkuasa, yang antara lain terwujud dalam sebuah sistem yang memerintah atau mengatur ekonomi dan negara orang lain. Lebih dari sekedar institusi, imperialisme merupakan “kumpulan dari kekuatan-kekuatan yang kelihatan maupun tak kelihatan.”
            Soekarno mengibaratkan imperialisme sebagai “Nyai Blorong” alias ular naga. Kepala naga itu, menurut dia, berada di Asia dan sibuk menyerap kekayaan alam negara-negara terjajah. Sementara tubuh dan ekor naga itu ada di Eropa, menikmati hasil serapan tersebut. Bersama dengan kolonialisme dan kapitalisme, imperialisme merupakan tantangan besar bagi setiap orang Indonesia yang menghendaki kemerdekaan.

Sumber:http://warta.unair.ac.id, 18 Agustus 2004
Telaah :
Tulisan diatas dimaksudkan untuk secara singkat melihat pemikiran Soekarno muda dalam menentang kolonialisme dan imperialisme. Menurutmu, bagaimana relevansinya dengan kehidupan sekarang?
 































BAB 4
GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA

Penjajahan menimbulkan banyak kesengsaraan. Penindasan secara matriil dan moril memicu kesadaran bangsa terjajah untuk bangkit melawan penjajahan. Bentuk kesadaran itu berupa munculnya rasa nasionalisme dan berdirinya gerakan-gerakan kebangsaan di Indonesia.
            Bab ini membahas mengenai latar belakang munculnya pergerakan nasional, pergeseran dari rasa etnik kedaerahan/golongan kerasanasionalism, dan perkembangan gerakan kebangsaan di Indonesia.

A.  PAHAM-PAHAM YANG MENDASARI MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL

Memasuki abad ke-20, muncul kesadaran rakyat Asia dan Afrika untuk membangun suatu sikap agar mereka dapat bersatu dalam suatu wadah. Sikap tersebut dibangkitkan oleh paham nasionalisme, sosialisme, pan-islamisme, dan demokrasi. Paham-paham teersebut membangun sebuah kesadaran bersaa tentang pentingnya kemerdekaan untuk melepaskan rakyat dari belenggu kemiskinan, kebiadaban, perpecahan, dan keterbelakangan.

1.    Nasionalisme
Dalam pengertian luas, nasionalisme adalah perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya. Perasaan itu timbul karena adanya kesamaan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal, dan keinginan utnuk mempertahankan serta mengembangkannya sebagai milik bersama.

2.    Liberalisme
Paham liberalisme muncul sebagai reaksi atas perlakuan kaum bangsawan dan agamawan pada masa pemerintahan monarki absolut. Setiap individu harus patuh pada kekuasaan bangsawan dan tunduk pada agama. Keadaan inimenyadarkan orang untuk memulai kebebasan dalam bertindak. Esensi dari paham liberalisme terhadap munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara adalah keinginan untuk menentukan nasib sendiri dalam bingkai keberadaan penyelenggaraan negara.

3.    Sosialisme
Sosialisme merupakan pahamyang menekankan perhatian pada masyarakat secara keseluruhan. Paham sosialisme mengemuka sebagai reaksi terhadap kehadiran liberalisme pada abad-19. Ketika itu, para pemilik modal, industriawan, dan pengusaha yang menganut liberalisme hidup dalam kemewahan dengan cara mengeksploitasi kaum proletar ( kaum miskin ). Kaum ploretar akhirnya bangkit menyuarakan agar segalanya menjadi milik bersama ( masyarakat ) melalui institusi negara.

4.    Pan-Islamisme
Pan-Islamisme merupakan suatu paham yang menginginkan atau mencita-citakan manivestasi dari prinsip Islam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan. Antarumat Islam diseluruh dunia. Paham ini lazim disebut dengan Al-wahdah al-islamiyyah atau Al-itihat Al-Islamiyyah. Prinsipnya adalah umat islam merupakan suatu kesatuan yang utuh dan universal diseluruh dunia tanpa kecuali.

5.    Demokrasi
Demokrasi adalah suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintahan demokratis seharusnya dilaksanakan oleh seluruh rakyat. Karena dalam pengambilan keputusan tidak mungkin mengikutsertakan seluruh rakyat, dilakukanlah sistem ( perwakilan ).
Dalam demokrasi, rakyat mempunyai hak yang sama untuk menentukan suatu keputusan. Struktur masyarakat dalam sistem demokrasi bersifat sejajar, seperasaan, dan sepenanggungan. Konsep demokrasi inilah yang melahiran sebuah pemikiran untuk mendirikan suatu negara dan pemerintahan sendiri. Pada sistem ini, kehendak rakyat menjadi kekuatan utama dan berfungi seperti suara tuhan dalam menentukan kebenaran yang sejati.

LATIHAN

1.      Istilah nasinalisme berasal dari kata....
2.      Liberalisme menekankan pada ....
3.      Paham yang mehendaki kolektifisme adalah ....
4.      Pan islamisme disebut juga ....
5.      Suara rakyat adalah suara tuhan,merupakan paham ....

B.  PERGERAKAN BEBERAPA GERAKAN KEBANGSAAN DI ASIA TENGGARA
Sebagian besar negara Asia dan Afrika mempunyai nasib yang hampir sama, yaitu pernah dijajah oleh bangsa lain. Pola tingkah laku dan struktur masyarakatpun masih memiliki banyak persamaan sebagai bekas negara jajahan. Berikut ini akan dibahas perkembangan beberapa gerakan kebangsaan di Asia tenggara.

1.    Pergerakan Kebangsaan di Malaysia
Penjajahan Inggris di Malaysia (Malaya) bermula ketika Kedah yang pada saat itu menghadapi ancaman serangan-serangan Kerajaan Siam (Thailand) menawarkan Pulau Penang sebagai imbalan atas bantuan militer apabila Inggris memantu kedah. Pulau Penang pun dikuasai Inggris pada tahun 1791 tanpa memberikan bantuan militernya kepada Kesultanan Kedah.
Masalah etnisitas mewarnai proses kemerdekaan malaya. Perlu diketahui, pada 1940-an konstelasi keberadaan etnis di Malaya adalah 50% orang Melayu, 37% orang Tionghoa, dan 12% orang India. Masing-masing etnis kemudian membentuk partai politik untuk mengakomodasi kepentingan politik merekas. Politik tersebut adalah United Malays National Organization (UMNO) yang didukung oleh orang-orang Melayu, Malayan Chinese Association (MCA) yang terdiri dari masyarakat Cina; dan Malayan Indian Congress yang terdiri dari orang-orang keturunan India. Ketika partai politik tersebut kemudian bergabung membentuk Allianc yang kemudian mejadi barisan nasional tahun 1973.
Dalam perkembangannya, barisan nasional berhasil memenangkan pemilu. Pemerintahan Inggris dan Alliance mengadakan perundingan untuk menyusun konstitusi. Hasil kesepakatan adalah menbentuk sebuah negara federal dengan sistem parlemen 2 kamar yang terdiri dari badan pilihan rakyat dan badan bentukan parlemen. Selain itu, dilakukan pemberian warga negara bagi orang Non-Melayu. Sebagai kompensasinya, diberi hak istimewa masyarakat Melayu dalam hal pekerjaan dan beasiswa sekolah. Tahun 1957, federasi Malaya mendapat kemerdekaan dari Inggris.

2.    Pergerakan Kebangsaan di Filipina
Pergerakan kemerdekaan di Filipina berawal dari terbentuknya liga Filipina yang dipimpin oleh Jose Rizal pada tahun 1892. Liga ini dibentuk dengan tujuan melepaskan Filipina dari penjajahan Spanyol yang telah berlangsung selama 300 tahun. Letupan ingin mendapat kemerdekaan terjadi setelah Jose Rizal yang dituduh mendalangi gerakan ketipunan dihukum mati pada tahun 1896. Perjuangan untuk merebut kemerdekaan diteruskan oleh Emilio Aquinnaldo pada tahun 1898. Titik cerah perjuangan kemerdekaan Filipina terlihat ketika posisi Spanyol semakin lemah karen berperang dengan Amerika Serikat untuk merebutkan Pualau Karibia. Aqiunnaldo memanfaatkan situasi tersebut dan beraliansi dengan Amerika Serikat untuk mengusir Spanyol.
Spanyol pun menyerah dan Filipina diserahkan kepada Amerika Serikat. Melihat keadaan sudah memungkinkan, Emilio Aquinnaldo memproklamirkan kemerdekaan Filipina pada 12 Juni 1898. Namun, nasib Filipina juga tidak berubah sebab ternyata Amerika Serikat juga ingin menjajah Filipina. Emilio melakukan Perang Gerilya melawan Amerika Serikat tetapi akhirnya ditangkap. Tahun 1919, Filipina menuntut kemerdekaan, namun ditolak. Tahun 1994 Filipina di kukuhkan sebagai daerah persemakmuran. Setelah Perang Dunia II berakhir, barulah Amerika Serikat, memberi kemerdekaan penuh kepada Filipina pada 4 Juli 1946.

3.    Pergerakan Kebangsaan di Vietnam
Tahun 1920 pergerakan nasionalisme melalui suara-suara mulai menuntut pembaruan dan kemerdekaan.perjuangan melalui kepartaian semakin genjar setelah dibentuknya Indochinese Communist Party tahun 1930 oleh seorang berjiwa revolusioner bernama Nguyen Tat Thanh, atau yang lebih dikenal dengan nama Ho Chi Minh.
Ia kemudian mendirikan gerakan kemerdekaan yang berideologi komunis bernama Viet Minh. Tahun 1941, organisasi ini bertujuan memperoleh kemerdekaan dari Prancis dan melawan Aneksasi Jepang dikawasan Indocina, khususnya Vietnam.
Momentum kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dimanfaatkan Hocimin untuk memproklamirkan berdirinya Republik Demokratik pada 2 September 1945. Prancis kembali menyerang Vietnam bulan Oktober 1945, Viet Minh mundur dan masuk kehuta-hutan berkat kepemimpinan Ho Chi Minh yang sudah mengakar dan disukai oleh rayat, perjuangan Viet Minh tidak berhenti.
Tahun 1946, pecah perang Indocina I (1946-1954) yang dimulai dengan penyerangan Viet Minh ke post tempur pasukan Prancis. Perang yang tidak berkesudahan dan telah memakan banyak korban mendorong Prancis untuk mengajukan tawaran perdamaian tahun1954. Perundinganpun dilaksanakan di Jenewa dan menghasilkan kesepakatan damai. Intinya, Prancis segera hengkang dari Vietnam.
Kesepakatan tersebut juga memutuskan untuk membagi Vietnam menjadi 2 negara. Vietnam Utara menjadi negara yang berhaluan komunis, sementara Vietnam Selatan menganut liberalisme. Akibat pembagian itu, pecah perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan tahun 1956. Perang berakhir denga kemenangan Vietnam Utara tahun 1975. Namun, kedua Vietnam akhirnya dapat disatukan kembali tahun 1976 dengan nama Republik Sosialis Vietnam (Vietnam).

LATIHAN

1.    Awal kekuasaan Inggris di Malaysia adalah didaerah....
2.    Pemimpin gerakan kebangsaan Vietnam adalah....
3.    Federasi Malaya berdiri pada tahun....
4.    Setelah Jose Rizal wafat, perjuangan kemerdekaan Filipina diteruskan oleh....
5.    Vietnam Utara dan Vietnam Selatan dapat disatukan kembali tahun 1976 dengan nama....

C.  TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONALISME INDONESIA
Terbentuknya kesadaran nasionalisme Indonesia tidak hanya didorong faktor dari luar, seperti perkembangan politik kolonial Belanda, tetapi juga faktor dari dalam, seperti penderitaan rakyat Indonesia.

1.    Perkembangan Politik Kolonial Belanda
Penderitaan rakyat akibat tanam paksa (1830-1870) menuai kritik terhadap pemerintah kolonial Belanda. Kaum liberal dalam parlemen Belanda mengusulkan perubahan sikap yang mendasar dalam kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia. Usul golongan liberal di parlemen adalah membuka seluas-luasnya koloni (open deur politiek=politik pintu terbuka) bagi investasi swasta. Dengan demikian, modal swasta masuk ke Indonesia yang dapat membuka dan memperluas kesempatan kerja. Usul dari kaum liberal ini diterima oleh pemerintah Belanda, yang kemudian meningkatkan arus investasi swasta di Indonesia.

2.    Sebab-sebab Kebangkitan Nasionalisme Indonesia
a.    Penderitaan Rakyat Indonesia
Rakyat Indonesia di bawah pemerintah kolonial Hindia-Belanda banyak mengalami perlakuan yang tidak adil. Pelaksanaan tanam paksa, kerja rodi, perlakuan diskriminatif merupakan bukti sejarah yang tidak dapat dilupakan dari hati nurani rakyat Indonesia. Penderitaan inilah yang mendorong para leluhur kita untuk mengangkat senjata dan berusaha mengusir penjajah Belanda untuk memperoleh kemerdekaan.

b.      Perkembangan Politik Etis
Ketidakadilan, kemiskinan, diskriminasi, pembodohan yang terjadi di Indonesia ternyata diamati oleh negarawan-negarawan di Belanda. Muncul tokoh-tokoh yang mengkritik pemerintahannay sendiri. Salah satu tokoh yang duduk di barisan utama pengkritik adalah Van Deventer, artikelnya yang dimuat di majalah De Gids  dengan judul “Een Eerechuld” utang kehormatan bercerita bahwa kekosongan kas negara Belanda telah terpenuhi oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda dalam pemulihan resesi ekonomi. Utang budi itu wajib dibayar dengan peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui edukasi, imigrasi, dan irigasi.
Berbagai kritik yang dilontarkan telah menggerakkan pemerintah Belanda untuk menerapkan kebijakan Politik Etis. Politik Etis dilakukan dengan membuka sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Jika dikaji lebih mendalam, pengadaan sekolah itu bukan murni politik balas budi sebab keberadaan sekolah itu juga membantu Belanda untuk mendapatkan tenaga kerja yang terdidik dan murah.
Beberapa sekolah yang berkembang pada masa penjajahan Belanda adalah sekolah rakyat (Volkschool), sekolah guru (kweekschool), MULO (Meer Uitgebrid Logee Onderwijs), AMS (algemeene middlebare school), sekolah teknik (technische hogeschool) sekarang ITB, sekolah Dokter Jawa STOVIA (School Ta Opleiding van Inlandsche Artsen), Rechts School Kundige Hogeschool (sekarang Fakultas Hukum Ui) dan Geneskundige Hogeschool Hogeschool (sekarang Fakultas Kedokteran Ui) dan Landbouw Hogeschool (sekarang IPB).
Berbagai ideologi sperti liberalisme, sosialisme, dan komunisme berhasil diserap putra Indonesia yang belajar di luar negeri. Dengan bekal pengetahuan tersebut, mereka memelopori usaha untuk mendapatkan kemerdekaan. Dari kaum terpelajar itulah lahir berbagai gagasan yang mengajarkan betapa pentingnya persatuan dan perjuangan dalam rangka merebut kemerdekaan.

c.       Peranan Sarana Komunikasi dan Transportasi
Perkembangan sarana komunikasi dan transportasi yang semakin baik turut membantu munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbagai bentuk penderitaan dan siksaan yang dialami rakyat Indonesia dapat dengan cepat diketahui kaum intelektual di dalam dan di luar negeri. Paham-paham pergerakan yang ingin kemerdekaan dan kebebasan juga dapat diakses melalui media. Semua itu menyentuh kesadaran rakyat Indonesia untuk mendapat kemerdekaan.

d.      Pergerakan Nasionalisme di Asia dan Afrika
Gerakan kebangsaan dibeberapa negara Asia dan Afrika turut menjadi andil dalam rangka menggerakkan jiwakebangsaan. Peristiwa-peristiwa yang mengilhami antara lain sebagai berikut.
·      Keteladanan yang diperlihatkan Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru dalam rangka merebut kemerdekaan India dari Inggris.
·      Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 memberi sinyal bahwa bangsa Eropa jauh lebih unggul daripada bangsa Asia.
·      Keberhasilan bangsa Filipina mengusir bangsa Spanyol tahun 1898.
·      Keberhasilan rakyat Cina yang berhasil menurunkan kaisar yang korup di awal abad ke -20.

LATIHAN

1.      Penulis artikel “Een Eeereschuld” adalah....
2.      Edukasi, imigrasi, dan irigasi adalah unsur dari....
3.      Mahatma Gandhi adalah tokoh yang berasal dari....
4.      Kemenangan Jepang atas Rusia terjadi tahun....
5.      Contoh sekolah yang didirikan oleh swasta pada masa kebangkitan nasional adalah....

D.  PERGESERAN DARI RASA ETNIK KEADAERAHAN/GOLONGAN MENUJU IDENTITAS KEBANGSAAN INDONESIA
Setelah perintah Belanda menerapkan poitik etis atau politik balas budi munculah organisasi-organisasi kepemudaan. Gerakan kepeudan ini merupakan cikal bakal rasa persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Para pemuda mulai mengubah taktik dari perjuangan secara fisik atau kekerasan kearah kesadaran bersama untuk mengikis keterbelakangan dan kebodohan.
Pada 7 Maret 1915 berdiri oraganisasi kepemudaan Tri Koro Dharmo yang anggotanya adalah pemuda-pemuda yang berasal dari suku Jawa, Sunda, dan Madura. Di Sumatera, juga terbentuk organisasi pemuda yang bernama Jong Sumatranen Bond (JSB) tanggal 9 Desember 1917. Diwilayah-wilayah lain tahun 1918 berdiri organisasi-organisasi kepemudaan yang bercirikan etnik tertentu, seperti Jong Ambong, Jong Pasunda, Jong Celebes, dan Jong Borneo.
Berbagai organisasi kepemudaan tersebut lalu mengadakan berbagai pertemuan, diskusi, dan seminar. melalui pertemuan-pertemuan tersebut perasaan kedaerahan perlahan-lahan menjadi perasaan kebangsaan dan nasionalisme. Puncaknya adalah Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam Kongres, tercapai ikrar kebultan tekad untuk meleburkan berbagai identitas etnik dan kedaerahan menjadi satu identitas Indonesia.

LATIHAN
1.    Oraganisasi kepemudaan untuk Suku Jawa, dan Sunda, Madura adalah....
2.    Jong Sumatranen Bond berdiri tanggal....
3.    Istilah Indonesia untuk pertama kali dipakai oleh....
4.    Peneliti Belanda yang pernah meneliti Aceh adalah....
5.    Puncak nasionalisme Pemuda Indonesia adalah sumpah Pemuda tanggal....

E.  PERKEMBANGAN GERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Perjanjian nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908. Setelah itu, banyak berdiri organisasi dan gerakan sosial politik yang mengusahakan perbaikan atas keterburukan dan keterbelakangan rakyat Indonesia.
Jika diteliti secara cermat, pergerakan naisonal Indonesia dapat dibagi menurut periode perkembangannya:
1.    Periode Awal
Pergerakan nasional Indonesia baru bergerak dalam bidang sosial dan budaya. Organisasi dan pergerakan yang mengemuka adalah Boedi Oetomo, sarekat dagang Islam, dan Muhammadiyah.
2.    Periode Nasionalisme Politik
Pada tahap ini, pergerakan nasional Indonesia sudah mulai masuk ke bidang politik. Beberapa organisasi dan pergerakan yang muncul adalah Indische Partij dan gerakan ke pemudaan.
3.    Periode Nasionalisme Radikal
Pada tahap ini, pergerakan nasional Indonesia secara jelas mencantumkan tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Perlawanan terhapa penjajah Belanda pun dialakukan demi kemerdekaan. Beberapa organisasi pergerakan kebangsaan yang terdiri adalah perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
4.    Periode Nasionalisme Bertahan
Gerakan kebangsaan sudah lebih moderat dan memakai strategi dengan penuh pertimbangan. Periode ini ditandai dengan sikap penjajah yan semakin reaktif. Gerakan kebangsaan memilih strategi bertahan sambil menunggu kesempatan untuk dapat merealisasikan tujuan. Contoh organisasi yang terkenal adalah Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), dan Fraksi Nasional.

Berikut ini uraian keberadaan organisasi di atas    :

Boedi Oetomo
       Organisasi Boedi Oetomo terdiri atas prakarsa Mas Ngadehi Wahidin Sudirohoesodo. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas bangsa melalui kegiatan pengajaran. Tanggal 20 Mei yang merupakan hari lahir Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Dalam perjalanannya, Boedi Oetomo memperluas cakupan dengan melaksanakan pembelajaran Bahasa Belanda. Sebab pada saat itu seseorang akan mustahil menduduki jabatan Birokrasi pada pemerintahan Belanda tanpa memahami bahasa Belanda.
       Ada beberapa kendala yang dihadapi Boedi Oetomo. Pertama, pembatasan keanggotaan Boedi Oetomo hanya untuk untuk masyarakat Jawa dan Madura. Kedua, Boedi Oetomo tidak mencampuri urusan politik. Atas perkembangan itu, banyak anggota Boedi Oetomo teruama kaum muda yang kecewa lalu mengundurkan diri.
       Walaupun banyak anggota yang mengundurkan diri Boedi Oetomo tetap eksis. Banyak dari anggota Boedi Oetomo duduk dalam dewan rakyat (volksraad). Adanya tekanan pada organisasi pergerakan nasional mengakibatkan Boei Oetomo mengalami kemunduran sesat setelah Boedi Oetomo memasuki bidang politik.

Sarekat Islam (SI)
       Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Tujuan awalnya adalah untuk mengajukan perdagangan Indonesia dibawah panji-panji Islam dan untuk menyaingi para pedagang Cina di Solo. Dalam perdagangannya, pada perjalanannya Sarekat Islam juga melawan kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Dalam waktu relatif singkat, SI memiliki banyak pengikut yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Organisasi ini mengalami kemajuan pesat setelah dipimpin oleh H.O.S. Tejokroaminoto.
       Dalam kongres SI tahun 1916 Tejokroaminoto mengatakan cita-cita SI adalah membentuk suatu bangsa yang memiliki pemerintahan sendiri. Pernyataan itu mengindikasikan bahwa SI sudah memasuki ranah politik. Dikemudian hari dalam tubuh Si muncul golongan sosial radikal yang diwakili unsur-unsur Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV) dan gerakan sosial lainnya. Tokoh-tokoh muda yang berhaluan kiri dan radikal di tugu SI adalah semaun, Tan Malaka, dan Darsono. Adanya tokoh-tokoh yang berhaluan kiri yang mengakibatkan SI terpecah dua yaitu SI putih dan SI merah. SI Merah berasas komunis, sedangkan SI Putih berasaskan keIslaman. SI dikeluarkan dari SI dan bergabung dengan partai komunis Indonesia.

Muhammadiyah
       Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Mulanya tujuan organisasi ini adalah menyebarkan ajaran Nabi Muhammad SAW dan memajukkan agama islam. Untuk mencapai cita-citanya, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, tabligh Islam, badan wakaf, erta penerbitan. Organisasi ini memiliki pengaruh di Pulau Jawa, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, Banjarmasin, dan Ujung Pandang. Sampai saat ini Muhammadiyah menjadi mitra pemerintah dalam memajukan pendidikan.

Indische Partij
       Indische Partij merupakan organisasi bercorak politik yang didirikan oleh E.F.E Douwes Dekker atau lebih dikenal dengan nama Danudirdja Setiabudi pada tanggal 25 Desember 1912.
       Tujuan Indische Partij adalah membangun patriotisme semua indiers  (orang lokal/Indonesia) terhadap tanah air. Douwes Dekker melihat adanya perlakuan diskriminatif antara keturunan Belanda dan pribumi. Melalui karangannya yang dimuat di majalah Het Tijdschrift  dan De Express, ia melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat.
       Pada perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda, Indische Partij membentuk komite yang disebut Komite Bumiputra. Komite ini mengirimkan telegram kepada Ratu Belanda yang isinya mengusulkan pencabutan pasal III RR (Reglemen op het beleidder Regeering) tentang pembentukan majelis perwakilan rakyat tuntutan jaminan kebebasan berpendapat berbahaya, pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo ], dan Suwardi Suryaningrat dijatuhi hukuman buang ke negeri Belanda. Permohonan dari Indische Partij untuk mendapat pengakuan badan hukum ditolak dan organisasi ini dianggap sebagai organisasi terlarang. Walaupun Indische Partij sudah bubar jiwa dan semangatnya benyak memberi inspirasi dalam rangka menegakkan jiwa kebangsaan.

Gerakan Pemuda
       Organisasi pemuda kedaerahan merupakan titik awal pertumbuhan bangsa dan awal dari proses integrasi nasional. Berikut adalah contoh dari gerakan pemuda.

Tri Koro Dharmo
       Tri Koro Dharmo didirikan oleh Setiman Wirjosandjoyo, Suradi Wongsonegoro dan Soetomo pada tanggal 7 Maret 1915. Tujuan Pendirian Tri Koro Dharmo adalah sebagai tempat latihan bagi calon-calon pemimpin bangsa atas dasar cinta tanah air.
       Pada kongres Tri Koro Dharmo yang pertama di Solo tahun 1918 ada dua keputusan penting. Pertama, nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kedua, tujuan organisasi dipusatkan untuk membangun persatuan Jawa Raya.
       Setelah kongresnya yang ke delapan pada tanggal 28 Desember 1925 – 2 Januari 1926 di Bandung, Jong Java turut meningkatkan persatuan dan cita-cita Indonesia merdeka. Mulai kongres tersebut Jong Java praktis terjun ke politik.

Jong Sumatranen Bond
       Organisasi ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di gedung Volkslecture Jakarta oleh Pemuda-pemuda Sumatera yang dijakarta. Tujuannya adalah untuk memperkokoh hubungan antar pelajar asal Sumatera di Jakarta. Melalui keberadaan organisasi kepemudaan ini lahir kesadaran bahwa nantinya mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa.
       Dalam perkembangannya Jong Sumatranen Bond memiliki banyak anggota yang tersebar di kota-kota lain seperti Bogor, Bandung, Serang, Sukabumi, Purworejo, Padang, dan Bukittinggi. Dari hasil godokan Jong Sumatranen Bond ini lahir pemimpin bangsa seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta.

Organisasi Pemuda Lainnya
       Berdirinya Jong Java dan Jong Sumatranen Bond menggerakkan pemikiran pemuda lainnya untuk mendirikan perkumpulan pemuda serupa diberbagai daerah.
Penjelasannya bisa dilihat dibawah           :

Ambon
       Organisasi yang terbentuk adalah Wilhelmina, Ambonsch Studifons, dan Ambon Bons. Orang Ambon diluar Ambon mendirikan organisasi Serikat Ambon pimpinannya yang terkenal adalah A.J. Patiy.

Minahasa dan Celebes
       Pada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Kedua organisasi ini tidak begitu besar, tetapi dari pendirian organisasi ini muncul seorang tokoh muda Minahasa yang dikenal Sam Ratu Langi.

Sunda dan Betawi
       Pada tahun 1920 berdiri organisasi pemuda Sunda di Jakarta dengan nama Sekar Rukun. Selain itu, pemuda Betawi berhasil membentuk organisasi bernama pemuda betawi dibawah pimpinan Moh. Husni Thamrin.

Timor
       Para pemuda Timor berkumpul dan mendirikan perserikatan pemuda-pemuda Timor (Timorsche Verbond) di Makassar pada tahun 1922. Pada tahun yang sama berdiri pula Jong Bataks Bond yang merupakan pecahan Jong Sumatranen Bond.

Organisasi Kepanduan
       Jumlah organisasi kepemudaan yang semakin banyak mendorong munculnya keinginan untuk membentuk wadah organisasi kepanduan. Dibentuklah organisasi kepanduan diantaranya Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPY), dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS).
       Agar organisasi-organisasi kepanduan ini bekerja semakin efektif, dibentuklah persaudaraan antara Pandu Indonesia (PAPI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan. Karena PAPI dianggap tidak dapat mengakomodasikan aspirasi seluruh organisasi yang terdapat didalamnya, organisasi-organisasi fusi lain bermunculan. Tahun 1918 didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) sebagai jawaban atas keinginan membentuk wadah kerjasama bisa sama menjadi perekat semua organisasi kepanduan.

Taman Siswa
       Taman Siswa berdiri tanggal 3 Juli 1922 atas prakarsa R.M Suwardi Suryaningrat yang lebih tekenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Tujuannya adalah untuk memajukan bidang pendidikan. Para pendirinya yakin bahwa pendidikan merupakan resep kemajuan bangsa. Pendidikan memunculkan kaum nasionalis yang akan menggerakkan roda kemajuan bangsa.
       Asas Taman Siswa diwujudkan dalam sistem among sebagai berikut.
1.    Mewajibkan guru-guru sebagai pemimpin berdiri dibelakang, memberi kesempatan pada anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang disebut Tut Wuri Handayani.
2.    Guru berada di tengah-tengah dan dapat membangkitkan pikiran. Inilah yang dikenal dengan istilah Ing Madya Mangun Karsa..
3.    Guru dapat memberi contoh bila berada didepan. Inilah yang dikenal dengan istilah Ing Ngarso Sung Tulodo.
Keluarnya Wilde Scholen Orddonantie atau Undang-Undang Sekolah Liar membuat perjuangan Taman Siswa mengalami hambatan. Bagi Taman Siswa, keberadaan UU ini berarti memasung kemajuan sekolah swasta. Taman Siswa berjuang agar UU ini dihapus. Perjuangan pengahapusan UU ini didukung oleh beberapa organisasi perjuangan lainnya, seperti PSII, PNI Baru, Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Partindo, dan Permi. Perjuangan mereka berhasil, terbukti dengan dicabutnya UU Sekolah Liar pada tahun 1933.

Partai Komunis Indonesia
       Keberadaan paham komunis di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari nama seorang pemimpin buruh Belanda bernama H.J.F.M Sneevliet yang termasuk ke Indonesia tahun 1913. Ia lalu mendirikan organisasi Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) tahun 1914 bersama J.A Brandsteder,  H.W. Dekker, dan P. Bergsma.
       Dengan menggunakan strategi infiltrasi atau block within , ISDV berhasil menyusup ke tubuh Sarekat Islam (SI). Caranya dengan menjadikan anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya. Dalam waktu yang relatif singkat, Sneevliet dan kawan-kawan telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI. Taktik lainnya yang dijalankan ISDV adalah dengan cara merekrut pemimpin SI yang berpengaruh masuk ke ISDV.
       Pada kongres ISDV 23 Mei 1920 nama ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Selanjutnya pada bulan Desember berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
       Setelah merasa semakin mapan dan besar, PKI mengadakan pemberontakan yan dikenal sebagai pemberontakan PKI 1926. Pemberontakan ini dirancang oleh tokoh-tokoh PKI seperti Sardjono, Budi Sutjipto dan Sugono. Pemberontakan yang meletus di Jakarta itu kemudian secara serempak meluas ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Namun, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas.
       Banyak pengikut PKI berhasil ditangkap dan dibuang ke Tanah Merah, Digul, dan Papua. Akhirnya, Partai Komunis Indonesia dinyatakan sebagai partai terlarang.

Perhimpunan Indonesia
       Dalam tahun yang sama lahirnya Boedi Oetomo, terbentuk pula sebuah perkumpulan dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) yang bergerak di bidang sosial.
       Orientasi perkumpulan Indische Vereeniging berkembang setelah kedatangan tiga serangkai Douwes Dekker, dr Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Mereka berhasil mengubah perhimpunan yang dahulu berorientasi sosial diarahkan ke orientasi politik. Asas Indische Vegeeniging yaitu        :
·      Penentuan nasib sendiri;
·      Perjuangan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri;
·      Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.

Partai Nasional Indonesia (PNI)
       Perserikatan Nasional Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan perhimpunan Indonesia (PI) karena sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pengurus Perserikatan Nasional Indonesia berasal dari orang-orang. Anggaran dasarnya jugga diambil dari anggaran dasar PI.
       Pada kongres PNI pertama di Surabaya 27-30 Mei 1928 dibicarakan rencana kerja dan anggaran dasar PNI. Kongres juga mengukuhkan Ir. Soekarno sebagai ketua PNI. Nama Perserikatan Nasional Indonesia di ubah menjadi Partai Nasional Indonesia.
       Kemajuan yang dicapai PNI dalam waktu relatif singkat dan siapnya yang nonkooperatif sangat mencemaskan pemerintah Belanda. Kekhawatiran pemerintah Belanda makin bertambah setelah tersiar isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada tahun 1930. Untuk mengantisipasinya, pemerintah Belanda melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap tokoh-tokoh PNI. Pada 29 Desember 1929 Ir. Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap di Yogyakarta dan dibawa ke Bandung. Ir. Soekarno membela diri dengan membacakan tulisannya yang terkenal “Indonesia Menggugat”. Dalam pidato pembelaanya, Ir Soekarno mengatakan “kini sudah semakin jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan komunis saja, tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang didalam batinnya telah menderita. Revolusi Indonesia adalah revolusi zaman sekarang, bukan revolusi sekelompok kaum intelektual tetapi revolusinya bagian terbesar dari rakyat dunia yang terbelakang dan diperbudak.” Para pemimpin PNI akhirnya dijatuhi hukuman penjara dengan dakwaan melakukan perbuatan mengganggu ketertiban dan menentang pemerintah.
       Penangkapan Ir. Soekarno membuat kaum nasional merasa sangat terpukul. Oleh sebab itu, pada kongres luar biasa di Jakarta April 1931 PNI akhirnya dibubarkan. Hal itu dilakukan demi keselamatan para anggotanya.
       Mantan anggota PNI mendirikan Partai Indonesia (Partindo) pada 1 Mei 1931 dengan ketuanya Sartono. Sementara Moh Hatta, Sutan Sjahrir dan kawan-kawannya mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.

Gerakan Wanita
       Sampai pada pertengahan abad ke-19, peran wanita Indonesia sangat kecil dibandingkan dengan laki-laki.
       Kemudian lahir suatu gerakan emansipasi yang dipelopori oleh R.A Kartini. Berbagai perkumpulan wanita pun berdiri, contohnya perkumpulan Koetamaan Isteri yang diasuh oleh Dewi Sartika. Fokus perhatiannya adalah pendidikan untuk wanita. Selain itu, ada Sekolah Kartini di Jakarta, Bogor, Cirebon, Indramayu, Semarang, Madiun, Rembang, Surabaya, dan Pekalongan. Salah satu organisasi kewanitaan yang paling tua adalah Putri Mardika yang berdiri tahun 1912.
       Perkembangan yang serupa terjadi di luar Jawa. Organisasi yang terbentuk antara lain Keradjinan Amal Setia, Keotamaan Istri Minangkabau, Sarekat Iboe Sumatra, dan InaTuni.
       Dalam perkembangannya, muncul perkumpulan wanita yang lebih radikal dan nonkooperatif dengan pemerintah Belanda, seperti Perkumpulan Istri Sedar. Tujuannya meningkatkan kesadaran kaum wanita dan mulai menginginkan kemerdekaan bagi bangsanya. Perkumpulan ini mengimbau agar perempuan jangan hanya memikirkan pendidikan dan rumah tangga, namun juga harus ikut dalam kegiatan politik. Organisasi ini turut aktif dalam berbagai aksi seperti aksi menentang poligami.
       Kehadiran berbagai organisasi wanita ini memperkuat kesadaran kaum wanita untuk membantu terbentuknya suatu bangsa. Hal ini terbukti dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928 dan Kongres Perempuan II di Jakarta pada tanggal 22 Desember 1930. Tanggal tersebut kemudian dikukuhkan sebagai Hari Ibu.

Permufakatan Perhimpunan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
       Organisasi pergerakan di Indonesia masih melangkah sendiri-sendiri. Kesadaran untuk mempersatukan semua pergerakan di bawah satu payung masih kurang. Beberapa tokoh pergerakan seperti Soekarno (PNI) dan Sukiman Wirjosandjojo (PSI) ingin mendirikan sebuah federasi dari organisasi politik dan pergerakan di Indonesia, namun gagal.
      
       Gagasan untuk menyatukan pergerakan kebangsaan dan partai politik di bawah satu payung akhirnya tercapai setelah diadakan rapat di Bandung tanggal 17-18 Desember 1927. Wakil-wakil dari PSI, BU, Pasungan, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia sepakat membentuk satu federasi partai politik yang diberi nama Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
      
       PPPKI mengadakan kongres pertama di Surabaya 30 Agustus – 2 September 1928. Wakil-wakil partai politik berharap bahwa kongres tersebut merupakan permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan. Sutome terpilih sebagai ketua Majelis Pertimbangan PPPKI. Oraganisasi ini mengalami guncangan akibat pembubaran PNI dan melahirkan dua partai baru, yakni Pertindo dan PNI Baru. Keberadaan dua partai baru ini kemudian memperlemah posisi PPPKI.

       Akibat persoalan ini, PSI yang sudah berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) mengundurkan diri dari PPPKI tahun 1930.

Kongres Pemuda
       Sebelumnya telah dibahas keberadaan tentang banyaknya organisasi kepemudaan. Untuk menyamakan persepsi, akhirnya berbagai organisasi pemuda sepakat mengadakan kongres pada tanggal30 April – 2 Mei 1926. Kongres tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari organsasi pemuda seperti Jon Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Islamiten Bond, Sekar rukun, Jong Batak, dan Jong Minahasa.
       Tujuan dari kongres    :
1.      Membentuk badan sentral organisasi kepemudaan
2.      Memajukan paham persatuan kebangsaan
3.      Mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.

Kongres Pemuda I ini menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia walaupun rumusnya belum jelas, Kongres juga belum berhasil membentuk suatu organisasi fusi dari berbagai organisasi pemuda, tetapi, usaha ke arah itu terus berjalan. Kongres Pemuda II berlangsung tanggal 26-28 Oktober 1928 dan dihadiri oleh kurang lebih 750 pemuda yang berasal dari organisasi kepemudaan di Indonesia. Kongres ini melahirkan semangat nasionalisme yang lebih tinggi dari kongres pemuda sebelumnya. Utusan para pemuda mengucapkan sumpah setia “ satu nusa, satu bangsa, satu bahasa”. Dalam acara penutupan, dinyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman. Simbol persatuan adalah pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu nasional Indonesia Raya.
            Pernyataan dalam Sumpah Pemuda itu merupakan perwujudan dari identitas nasional. Rumusan itu menjadi pemersatu dalam tekad melawan penjajah Belanda dan meraih angka kemerdekaan. Cita-cita dan tekad itu menjadi kenyataan setelah dua dasawarsa kemudian.

Partai Indonesia Raya (Perindra)
            Disurabaya terdapat kelompok studi Indonesia yang banyak berjasa dalam pergerakan nasional, khusunya di daerah Jawa Timur. Melalui surat kabar mereka mengkritik perpecahan yang terjadi di berbagai organisasi pergerakan kebangsaan. Penyebab perpecahan adalah perbedaan pendapat apakah akan mengambil sikap kooperatif atau nonkooperatif dalam memperjuangkan cita-cita kebangsaan.
            Kelompok studi ini kemudian mengubah namanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada tahun 1930. Persatuan Bangsa Indonesia memiliki arah bidang politik dengan sasaran masyarakat pedesaan dan menjalin kerjasama dengan Boedi Oetomo, Serikat Celebes, Serikat Sumatra, Ambon, serta Perkumpulan Kaum Betawi. Mereka kemudian melebur dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan ketuanya Sutomo. Bergabung pula tokoh pergerakan nasional lainnya seeperti Husni Thamrin, K.R.M.H. Wuryaningrat dan Sukarjo Wiryopranoto.
            Parindra mempunyai tujuan membentuk Indonesia yang mulia dan sempurna. Organisasi ini mengambil jalan kooperatif. Tujuannya untuk menghindar agar jangan sampai dibubarkan pemerintahkolonial Belanda.

Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
            Pada tanggal 21 Mei 1939. Husni Thamrin mendirikan federasi GAPI. Pembentukan GAPI didasari beberapa alasan sebagai berikut        :
1.      Kegagalan Petisi Sutardjo
2.      Kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme
3.      Sikap emerintah kolonial yang tidak memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia
GAPI lahir sebagai hasil kesepakatan di antara organisasi-organisasi seperti PSII, Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai Katolik. Kesepakatan juga menghasilkan rumusan bahwa organisasi-organisasi anggotanya tetap memiliki otonomi melaksanakan programnya masing-masin, jika timbul perselisihan antarpartai, GAPI akan bertindak sebagai juru damai.



LATIHAN
1.    Boedi Oetomo, Sarikat Dagang Islam, dan Muhammadiyah adalah organisasi yang muncul pada periode....gerakan kebangsaan.
2.    Pendiri Sarikat Dagang Islam adalah....
3.    Indische Partij berdiri pada tanggal....
4.    Asas Taman Siswa diwujudkan dalam sistem....
5.    Pemimpin buruh Belanda yang masuk ke Indonesia adalah....



 


Text Box: Telaah
Bacalah artikel dibawah ini. Kemudian, jawablah pertanyaanya.

Ir. SOEKARNO MENDAPAT PENGHARGAAN ARSITEKTUR
Surabaya, Kompas – Presiden pertama RI Ir soekarno mendapat penghargaan kehormatan dengan predikat pujian dari ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Meski Soekarno lulusan teknik sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), dia dinilai telah memberi teladan sikap profesional seorang arsitek dengan menjalani proses pemagangan dan berpraktik sesuai bidan kerjanya, yaitu arsitektur.
Penghargaan diberikan secara simbolis dalam penyelenggara IAI Award 2002 sekaligus penutupan Munas IAI ke-10 di Geung Grahadi Surabaya, Sabtu (28/9) malam. Acara tersebut dihadiri Gubernur Jawa Timur (Jatim) Imam Utomo dan Sekretaris Kota Surabaya Alisjahbana. Menurut ketua Umum IAI yang baru Budi Sukada, untuk meneliti kompetensi dan keahlian Soekarno, panitia telah melakukan penelitian sekitar setahun. “Bahkan kami melakukan penelitian hingga ke Belanda,”ujarnya.
ketika dipenjara di Lembaga Permasyarakatan Bandung, Soekarno selalu mengatakan, “aku seorang arsitekdan wartawa.” Ketika Soekarno kuliah di ITB, jurusan arsitektur belum ada sehinggatokoh proklamator itu terpaksa mengambil jurusan teknik sipil ITB.
“sebagai alumni teknik sipil, dia (Soekarno) memang ahli bangunan dan jalan raya. Tapi dari hasil karyanya, dia lebih sebagai arsitek,” ujar Budi Sukada.
Pada kesempatan itu panitia memberikan enam penghargaan utama dan tujuh penghargaan pujian. Penghargaan utama dibrikan untuk kategori bangunan komersial, peribadatan, kebudayaan, hunian, konservasi, dan bangunan fasilitas kampus.
Karya-karya pemenang penghargaan karya arsitektur ini, maupun karya yang telah masuk, dipamerkan dalam Munas IAI tanggal 26-29 September di Gedung World Trade Center (WCT) Surabaya. Setelah pameran di Surabaya, materi tersebut juga akan dipamerkan di Universitas Bina Nusantara Jakarta dan di Bandung untuk IAI Jabar. (GUN/INU)
Sumber:www.kompas.com,Minggu,29 September 2002
Telaah  :
Soekarno dinilai telah memberi teladan sikap profesional seorang arsitek dengan menjalani proses pemagangan dan berpraktik sesuai bidang kerjanya, yaitu arsitektur.
Menurutmu, apakah kriteria  di atas sudah mencerminkan sikap profesional seorang arsitek?

No comments:

Post a Comment

Pages

Popular Posts