|
BAB 3
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT
DI INDONESIA
Kemenangan Turki dalam Perang Salib
mengakibatkan kota pelabuhan Konstantinopel yang semula dikuasai oleh Romawi
Timur diambil alih oleh Turki. Sejak saat itulah, Turki melarang pedagang Eropa
lain untuk berdagang di pelabuhan Konstantinopel. Larangan itu mengakibatkan
pasokan rempah-rempah di Eropa berkurang.
Berkurangnya pasokan rempah-rempah
di Eropa berakibat pada mahalnya harga rempah-rempah. Para pedagang yang
berjiwa petualang ingin menemukan sendiri sumber rempah-rempah itu. Hal inilah
yang mendorong pedagang dan penjelajah bangsa Barat, seperti bangsa Spanyol,
Portugis, Belanda, dan Inggris, untuk berlayar ke Timur.
Bab ini membahas kedatangan bangsa
Barat dan sampai dengan pengaruhnya terhadap Indonesia melalui kolonialisme dan
imperialisme.
A.
KEDATANGAN BANGSA BARAT DI INDONESIA
karena ingin mencari sumber
rempah-rempah, bangsa Barat berlomba-lomba berlayar ke Timur dan sampailah
mereka di Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah menimbulkan niat untuk
menguasai kekayaan alam Indonesia tersebut. Inilah sikap bakal munculnya kolonialisme
dan imperialisme di Indonesia.
Kolonialisme
Kolonialisme
adalah paham yang bertujuan menguasai daerah atau bangsa lain untuk memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menjadikannya koloni.
Pada masa revolusi
industri, industri-industri yang membutuhka bahan baku dari Timur bermunculan
di Eropa keberhasilan Revolusi Industri membuat kebutuhan bahan baku industri
di Eropa semakin tinggi. Jatuhnya Konstantinopel, tingginya bea masuk dalam
perdagangan sistem merkantulisme, dan dorongan kapitalisme yang ingin menguasai
hal-hal yang dapat membawa keuntungan maksimal bagi negaranya mendorong bangsa
barat untuk mendatangi sumber-sumber bahan baku industri tersebut dan
menjadikannya bagian dari wilayah kekuasan mereka.
Imperialisme
Imperialisme
merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan
kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum Revolusi Industri dengan
tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan
kejayaan bangsa (glory), dan
menyebarkan ajaran Al Kitab (gospel). Imperialisme
moderen yang terjadi pasca-Revolusi industri memiliki 3 tujuan sebagai berikut.
1.
Mendapatkan daerah
penghasil bahan baku industri.
2.
Mendapatkan daerah
pemasaran hasil industri.
3.
Mendapatkan daerah
untuk investasi jangka panjang.
1.
Kedatangan Bangsa Spanyol Di Indonesia
Tahun
1492, Columbus memulai misi penjelajahan untuk menemukan kepulauan Hindia yang
dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Ketika mendarat di sebuah
daerah (yang kini dikenal sebagai kepulauan Bahama di Benua Amerika), Columbus
mengira telah mencapai kepulauan Hindia. Daerah tersebut selanjutnya dianggap
sebagai daerah jajahan Spanyol. Misi pun diteruskan sampai ke Meksiko.
Tahun
1521, armada Spanyol dibawah pimpinan Sebastian Del Cano mendarat di Maluku dan
membeli banyak rempah-rempah. Rempah-rempah itu dibawa ke Spanyoldengan kapal
Victoria. Berita keberhalisan Sebastian Del Cano menemukan sumber rempah-rempah
menjadi perbincangan luas di Spanyol. Sejak saat itu, kapal-kapal Spanyol berduyun-duyun
datang ke Maluku.
Selain
misi ekonomi, penjelajahan Spanyol juga membawa misi untuk menyebarkan agama
Katolik. Seorang pastor bernama Franciscus Xaverius menyebarkan agama Katolik
di Ambon, Ternate, dan Moratai. Namun, keberadaan Spanyol di Maluku tidak
berlangsung lama karena Portugis terlebih dahulu menguasai kepulauan Maluku.
2.
Kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia
Pelayaran
bangsa Portugis dipimpin oleh Bartholomeus Diaz, berhasil mencapai Tanjung Harapan
(Cape Of Good Hope) di ujung selatan Benua Afrika.
Pelayaran
berikutnya dipimpin oleh Vasco Da Gama yang mendarat di Calicut, India, Tahun
1498. Dari India, Portugis mengirim misi ekspedisi pelaran ke Timur tahun 1510
dibawah pimpinan Alfonso de Albuequerque.
Ketika
tiba di Goa, ia mendapat kabar dari pedagang Gojarat dan Arab tentang kekayaan
daerah Malaka. Mendengar berita tersebut, Alfonso de Albuequerque pun menyerang
Malaka dan berhasil menguasainya tahun 1511. Portugis meneruskan perjalanan ke
Timur dibawah pimpinan oleh Francisco Serro. Akhirnya, bangsa Portugis sampai
di Ternate, Maluku, tahun 1512.
Setelah
mengusai Malaka dan Maluku, Portugis melebarkan sayapnya ke Pulau Sumatera yang
kaya lada. Namun, upaya tersebut kurang berhail karena terhalang oleh Kerajaan Aceh
yang mendominasi jalur perdagangan lada di Sumatera. Portugis juga ingin
melebarkan sayap perdangannya ke Pulau Jawa. Mereka berhasil menjalin hubungan
dagang dengan Belambangan, Pasuruan, dan daerah sekitarnya.
3.
Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Pada
awalnya, bangsa Portugis berusaha merahasiakan rute perdagangan ke Benua Asia. Namun,
rute itu dibocorkan seorang Belanda yang ikut dalam pelayaran perdagangan,
yaitu Jan Huygen Van Linschoten. Ia menerbitkan catatan perjalanannya berjudul
“Catatan Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis.” (Itinerario naet Oost ofte Portugaels Indien). Buku itu dilengkapi
peta-peta, gambaran wilayah, dan jenis barang yang diperdagangkan. Berdasarkan buku
itulah, pelayaran dagang Belanda menuju Asia tahun 1595 dilakukan.
Pelayaran
ini terdiri dari 4 kapal yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Mereka tiba di
Banten bulan juni 1596 dan terus bergerak ke Timur menuju kepulauan Maluku.
Armada Cornelis de Hautman berhasil mengangkut rempah-rempah dalam jumlah yang
sangat besar. Kabar keberhasilan mereka mendapatkan rempah-rempah menyebar
dengan cepat ke seluruh negeri Belanda. Sejak saat itulah pelayaran dagang
bangsa Belanda berdatangan ke Indonesia.
4.
Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia
Tahun 1600, Ratu
Elizabeth I dari Inggris merintis pelayaran dagang ke dunia Timur. Untuk itu,
Ratu memberi hak kepada Maskapai Hindia Timur (The East India Company atau EIC). Berpusat di India untuk
berlayar ke Timur. Armada
pelayaran dagang tersebut dipimpin oleh Sir James Lancaster. Mereka tiba di
Aceh tahun 1602, lalu meneruskan perjalanan ke Banten dan membangun kantor dagang
disana mereka berhasil pulang ke Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah.
Pelayaran dagang
berikutnya dipimpin oleh Sir Henry Middelton tahun 1604 dan berhasil mendarat di
daerah Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda di Maluku. Namun, Inggris mendapat
saingan dari Portugis yang terlebih dahulu ada disana. Untuk menghindari
persaingan itu, pelayaran dagang Inggris berusaha mencari rempah-rempah di
Pelabuhan lain, seperti di Sukadana ( Kalimantan Barat ), Makassar, Jayakarta, Jakarta, Pariaman, Jambi,
dan Aceh.
Tahun 1811, pasukan
Inggris menyerang wilayah yang dikuasai Belanda. Belanda tidak bisa berbuat
banyak. Dan menyerahkan wilayah-wilayah yang dikuasainya. Thomas Stamford Raffles pun diangkat sebagai gubernur
jenderal di Hindia Belanda. Namun berdasarkan perjanjian London tahun 1815,
Inggris harus mengembalikan Hindia Belanda ke pemerintah Belanda. Kewajiban ini
baru terlaksana tahun 1816.
LATIHAN
1. Kolonialisme
adalah....
2. Perjanjian
antara Portugis dan Spanyol tahun 1494 adalah....
3. Maskapai
dagang Inggris yang berpusat di India bernama....
4. Orang
Spanyol yang berlayar setelah Columbus adalah....
5. Yang
memimpin misi dagang Belanda ke Indonesia adalah....
B. MASUKNYA KEKUASAAN ASING DI INDONESIA
Kedatangan bangsa asing
di Indonesia semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan
alam Indonesia yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin
menjajah.
1.
Kekuasaan
Bangsa Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada
penjelajah Portugis dibawah pimpinan Alfonso de Alberqueque tiba di Malaka. Mereka
berperang melawan Sultan Malaka, yaitu Sultan Mahmud Syah (1488-1528). Setelah
Malaka berhasil dikuasai Portugis, perdaganganpun di monopoli dan dikusai oleh
Portugis.
Bangsa Portugis
melanjutkan perjalanan dari pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan
menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis
disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate
melawan Tidore.
Praktik monopoli
perdagangan cengkih yang dilaukan Portugis merugikan Ternate. Lamakelamaan penguasa
Ternate pun menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan
Hairun dibunuh bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis dibawah
pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun.bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah
Maluku tahun 1575.
Setelah terusir dari
kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatera dan Jawa. Di Jawa
armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan, Belambangan, Banyuwangi,
Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatera, bangsa Portugis mencoba menguasai
perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal karena kuatnya dominasi
Kerajaan Aceh.
2. Kekuasaan VOC di Indonesia
Harga rempah-rempah di
Eropa yang sangat mahal memberi keuntungan besar bagi pedagang. Hal itu
mendorong pedagang di Belanda berlomba-lomba berlayar ke Maluku yang
menghasilkan rempah-rempah.
Pemerintah Belanda tidak
tinggal diam. Tahun
1598, parlemen Belanda (Staten Generaal) mengusulkan agar semua perusahaan pelayaran
membentuk sebuah kongsi dagang. Usul itu terlaksana bulan maret 1602 dengan
terbentuknya perserikatan Maskapai Hindia Timur ( Vereenigde Oost Indische
Compagnie atau bisa disebut VOC ) yang bermarkas di di Amsterdam.
Utnuk mendukung keberadaan
VOC, parlemen Belanda memberi hak Oktrooi,
yang isinya sebagai berikut.
a. Hak
memonopoli perdagangan diwilayah antara Amerika Selatan dan Afrika.
b. Hak
memiliki angkatan
perang dan membangun benteng pertahanan.
c. Hak
untuk mengadakan perang dan menjajah.
d. Hak
sebagai wakil pemerintah Belanda di Indonesia.
e. Hak
untuk mengikat perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.
f.
Hak untuk mengangkat pegawai.
g. Hak
untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
h. Hak
untuk memungut pajak.
VOC tumbuh menjadi sebuah
kongsi dagang besar dan berhasil memonopoli perdagangan di Indonesia. Untuk memperlancar
urusan pemerintahan diangkatlah seorang gubernur jenderal VOC di Indonesia.
Dalam memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Indonesia VOC memberlakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Hak
Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempah dengan cara
menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah
terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
b. Pelayaran
Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan
di Indonesia. Jika penjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka
petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Kongsi dagang VOC banyak memberikan banyak keuntungan kepada pemerintah Belanda sehingga pemerintah
Belanda menjadi kaya.
Namun, kejayaan VOC tidak
berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC adalah sebagai
berikut.
a. Benyak
pegawai VOC melakukan penyelewengan utnuk memperkaya diri-sendiri (korupsi).
b. Wilayah
Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya.
c. Biaya
perang untuk menumpas perlawanan seporadis suku-suku di Indonesia sangat besar.
d. Persaingan
dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris,
semakin tajam.
Pada akhir masa jayanya,
kongsi dagang tersebut memiliki utang sekitar 136 juta Gulden yang tidak
sanggup dibayarnya. Akhirnya, pemerintah Belanda memutuskan untuk membubarkan
VOC pada 31 Desember 1799. Semua harta VOC di Indonesia menjadi milik Kerajaan
Belanda. Utang-utangnya pun diambil alih oleh pemrintah Belanda. Dengan
demikian, kendali pengaturan wilayah Indonesia dilakukan langsung oleh pemrintah
Kerajaan Belanda.
3.
Kekuasaan
Prancis di Indonesia Masa Gubernur Jenderal Daendles
Di Eropa, terjadi perang
antara negara Prancis dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte melawan negara-negara
Eropa. Prancis berhasil mengalahkan Belanda dan menguasai wilayah
jajahannya. Dengan peralihan kekuasaan
dari Belanda ke Prancis, wilayah penduduk Belanda menjadi wilayah kekuasaan
Prancis, termasuk Indonesia.
Pada waktu itu, wilayah Semenanjung
Malaya telah dikuasai Inggris. untuk mencegah wilayah Indonesia jatuh ketangan
Inggris, Prancis mengangkat Herman Willem Daendles sebagai Gubernur Jenderal Belanda
di Indonesia tahun 1808. Daendles memiliki tugas utama memprtahankan pulau Jawa
dari serang Inggris karena saat itu Inggris sedang berperang melawan Prancis. Perhaian
utama daendles adalah bidang pertahanan. Misalnya :
a. Membangun
jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km.
Tujuannya untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk
mengangkut hasil pertanian;
b. Melaksanakan
sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan
jalan;
c. Membangun
angkatan perang misalnya armada laut di ujung kulon, Banten;
d. Mencampuri
urusan intern Kerajaan-kerajaan di Indonesia dan mempengaruhi Raja-raja di
Indonesia;
e. Menjalankan
sistem pemerintahan diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan;
f. Mencari
keuntungan besar melalui perdagangan budak.
Sepak
terjang Herman Willem Daendles menyengsarakan rakyat Indonesia dan memunculkan perlawanan
disetiap daerah. Keadaan ini ternyata juga didengar oleh Kerajaan Belanda.
Untuk meredam masalah, Herman Willem Daendles ditarik ke Belanda tahun1811. Sebagai
gantinya, diangkatlah Jansens sebagai Gubernur Jenderal yang baru.
Pada masa pemerintahan
Jansens, Inggris menyerbu Batavia. Dalam pertempuran tersebut, tentara Belanda kalah dan
akhirnya menyerah tanggal 18 September 1811. Jansens harus menandatangani kapitulasi
tuntang yang berisi penyerahan Batavia kepada Inggris.
4.
Kekuasaan
Inggris di Indonesia
Maskapai dagang Inggris, East Indian Company (EIC), mewakili
pemerintah Inggris di Indonesia. Mereka mengangkat Sir Thomas Stamford Raffles menjadi
Gubernur Jenderal di Indonesia. Langkah-langkah yang dilakukan Stamford Raffles
antara lain sebagai berikut.
a. Membagi
Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.
b. Mengurangi
kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah.
c. Menghilangkan
sama sekali benruk kerja paksa atau rodi.
d. Menghapus
pelayaran Hongi model VOC.
e. Melarang
perbudakan karena tidak seuai dengan semangat liberialisme.
f. Menghapus
segala macam bentuk penyerahan (upeti).
g. Memungut
sewa tanah sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
h. Melaksanakan
sistem penjurian dalam peradilan.
Raffles juga banyak
berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan, antara lain sebagai berikut.
a. Meneliti
tumbuh-tumbuhan dan menamai bunga temuannya Rafflesia Arnoldi.
b. Membangun
kebun raya Bogor yang berisi tanaman tropis Indonesia.
c. Menulis
buku History of Java yang berisi sejarah
budaya Pulau Jawa.
5.
Kekuasaan
Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia
Setelah Prancis kalah
perang, Napoleon harus menandatangani konvensi London tahun 1814. Isi konvensi tersebut
adalah Prancis harus mengembalikan status negar-negara jajahannya ke kedudukkan
semula sebelum ada penyerangan Napoleon. Indonesia harus diserahkan kembali
pada Belanda. Penyerahan itu dilakukan tahun 1816. Akan tetapi, Pulau Bangka,
Pulau Belitung, dan Bengkulu tidak iut diserahkan. Penyerahan kembali tersebut menimbulkan
kemarahan rakyat Indonesia yang kemudian mengadakan perlawanan misalnya perang
Diponegoro, perang Aceh perang Padri, dan perang Pattimura.
Peperangan memaksa
pemerintah Belanda mengeluarkan anggaran biaya pertahanan yang besar. Kas
pemerintah Belanda pun menjadi kosong. Salah satu upaya pemerintah kolonial Belanda
untuk mengisi kas kosong tersebut adalah menugaskan ahli ekonomi Belanda, Van
den Bosch, untuk menangani perekonomi Indonesia.
Van den Bosch mengusulkan
pemberlakuan sistem Cultuur Stelsel. atau
tanam paksa di Pulau Jawa. Usulan itu mendapat persetujuan dari parlemen
Belanda mulailah pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia tahun 1830. Ketentuan-ketentuan
sistem tanam paksa antara lain sebagai berikut.
a. Seperlima
bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor.
Tanaman yang harus dibudidayakan antara lain teh, tebu, tembaga, merica, kayu
manis, nila, kapas, dan tanaman lain yang laku dijual dipasaran Eropa.
b. Tanaman
tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
c. Hasil
panen diserahkan kepada pemerintah Belanda.
d. Apabila
taksiran harga hasil panen melibihi pajak, maka kelebihannya menjadi hak
rakyat.
e. Kegagalan
panen ditanggung oleh pemerintah.
f. Tenaga
kerja yang digunakan tidak boleh melebihi tenaga kerja yang digunakan untuk
menanam padi.
Akan tetapi, dalam
pelaksanaannya, ketentuan diatas banyak yang dilanggar untuk memperbesar keuntungan
pemerintah Belanda. Ketentuan yang dilanggar antara lain sebagai berikut.
a. Tanah
yang dijadikan lahan tanaman ekspor tidak hanya seperlima bagian, tapi
seluruhnya.
b. Lahan
yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
c. Kegagalan
panen ditanggung oleh
rakyat sendiri bukan pemerintah.
d. Jika
taksiran hasil panen melebihi pajak, maka kelebihan itu tidak deberikan kepada
rakyat.
e. Tenaga
yang digunakan untuk tanam paksa melebihi tenaga untuk menanam padi. Hal ini
disebabkan umur tanaman untuk tanam paksa lebih panjang.
PENGARUH
PEMBERLAKUAN TANAM PAKSA
Kebijakan tanam paksa berpengaruh terhadap pemerintah Belanda
maupun rakyat Indonesia. Harga pokok hasil pertanian tanam paksa sangat rendah,
padahal harga jualnya sangat tinggi. Akibatnya, Kerajaan Belanda menjadi negara
kaya. Tanam paksa membuat rakyat Indonesia sangat menderita dan kelaparan. Sebagian
besar waktu mereka digunakan untuk mengurus tanaman paksa sehingga tanaman padi
mereka jadi terlantar. Sisi baiknya, petani Indonesia mulai mengenal jenis
tanaman baru yang diunggulkan sebagai komoditas ekspor.
AKIBAT
PELAKSANAAN TANAM PAKSA
Tidak semua bangsa Belanda setuju dengan sistem ini. Ada
juga pihak-pihak yang menentang pelaksanaan tanam paksa di Indonesia, yaitu
sebagai berikut.
1. Kelompok
pemilik modal
Kelompok pemilik modal atau kaum kapitalis
mendesak pemerintah agar mengahapuskan sistem tanam paksa. Sebagai gantinya, para
pemilik modal meminta agar diizinkan masuk ke Indonesia. Desakan kaum kapitalis
itu berhasil membuat pemerintah Belanda menerapkan kebijakan politik pintu
terbuka artinya, para pemilik modal swasta diizinkan masuk ke Indonesia untuk
menanamkan modalnya.
2. Golongan
Humanis di Belanda
Eduard
Douwes Dekker
Eduard Douwes Dekker
sebelumnya merupakan birokrat pemerintah Belanda yang iba melihat penderitaan rakyat
Indonesia. Dengan nama samaran Multatuli, Douwes Dekker menceritakan pelaksanaan
sistem tanam paksa dalam sebuah buku berjudul Max Havelaar. Berkat buku inilah, golongan Humanis Belanda
mengetahui dan berempati terhadap penderitaan rakyat Indonesia.
Van
de Venter
Van de Venter mengkritik keberadaan sistem tanam
paksa. Ia mengusulkan agar pemerintah Belanda melakukan politik balas budi yang
lebih dikenal sebagai politik etis. Sebagai tindak lanjut, pemerintah Belanda
mengadakan perbaikan di bidang irigasi, edukasi, dan transmigrasi pada awal
abad ke-20. Pelaksanaan politik etis ini sangat membantu kemajuan Indonesia dikemudian
hari.
Baron
van Hoevel
Sesuai dengan kapasitasnya sebagai
pendeta, ia menentang tanam paksa melalui khotbah-khotbahnya di gereja.
Kelompok
Liberal di Negeri Belanda
Golongan
mayoritas parlemen Belanda dikuasai oleh pihak konservatif, sementara golongan
minoritas atau golongan oposisi adalah kaum liberal. Usulan tersebut mendapat
simpati dari sebagian besar penduduk negri Belanda dan rakyat Indonesia yang
ada disana.
Kemenangan kaum liberal pada
pemilu 1860 merealisasikan usulan tersebut. Tanam paksa dihapus tahun 1870 dimulai
dengan penghapusan tanam paksa tebu.
Pemerintah
Belanda menerapkan politik pintu terbuka dengan mengeluarkan undang-undang
agraria tentang kepemilikan tanah didaerah jajahan. Dalam pelaksanaannya
berdirilah perkebunan-perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat
selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan
lainnya. Politik pintu terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat
Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai
dilaksanakan tahun 1900.
LATIHAN
1. Hak
yang diberikan parlemen Belanda kepada VOC adalah....
2. VOC
dibubarkan tanggal....
3. Gubernur
Jenderal pertama VOC di Indonesia adalah....
4. Buku
sejarah kebudayaan Pulau Jawa yang ditulis oleh Raffles berjudul....
5. Nama
samaran douwes dekker adalah....
C. PENGARUH KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME TERHADAP BANGSA INDONESIA
Berbagai upaya yang telah dilakukan penjajah
mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia dalam segala bidang. Akibatnya, terjadi perubahan kondisi politik, ekonomi,
sosial, dan budaya Indonesia yang sifatnya dipaksakan. Tujuannya adalah semata-mata
melanggengkan kekuasaan mereka di negara jajahan.
Beberapa perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bangsa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Bidang
Politik
Pemerintahan Belanda
mengadakan beberapa perubahan Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis
keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian. Belanda menunjuk seorang residen
untuk mengawasi jalanya pemerintahan harian kolonial dan memerhatikan penanaman
bahan pangan. Belanda juga menunjuk bupati untuk mengawasi pelaksanan tanam paksa dan
memastikan perjualan hanya kepada pemerintah Belanda.
Sistem pemerintahan turut berubah selama Daendels
berkuasa Indonesia (1808-1811). Ia menjadikan Jawa sebagai pusat pemerintahan
dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut prefektur. Ia mengangkat penguasa lokal, seperti wedana,
menjadi pegawai Belanda yang mendapat gaji dari pemerintah dan memberinya
tanggung jawab sebagai pemimpin prefektur.
Sistem hukum juga mengalami perubahan yang sangat
mendasar. Jika pada zaman sebelum penjajahan Belanda segala perkara
diselesaikan dengan hukum adat, maka pada zaman penjajahan Belanda segala
perkara diselesaikan dengan hukum barat modern. Daendels merintis pemberlakuan hukum
barat modern melalui sistem pengadilan keliling dan sistem pengadilan pribumi
disetiap prefektur yang disebut landgrecht.
2.
Bidang
Ekonomi
Kemajuan industri
mendorong Belanda mengekplorasi sumber daya alam. Belanda mulai membuka tambang
minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur, dan Sungai Berang, Sumatera Selatan;
tambang timah di Bangka, Belitung, dan Singkap. Untuk memperlancar pengiriman
hasil perkebunan dan pertambangan, Belanda membangun rel kereta api. Seluruh usaha
yang dilakukan pemerintah Belanda di Indonesia tidak banyak menyentuh kehidupan
ekonomi rakyat sebab hanya berpusat pada kepentingan penjajah. Rakyat Indonesia
tetap menjadi petani miskin, buruh perkebunan, atau buruh pertambangan.
3.
Bidang
Sosial
Pada masa pemerintahan
Belanda, status sosial tertinggi dimiliki orang Eropa karena mereka merupakan
penguasa. Golongan berikutnya adalah Asia dan Timur Jauh, seperti bangsa Cina,
India, dan Arab yang merupakan kaum pedagang. Kedudukan paling rendah adalah
rakyat Indonesia atau kaum pribumi yang merupakan golongan mayoritas.
4.
Bidang
Budaya
Masuknya bangsa asing ke
Indonesia memunculkan westernisasi, yaitu pemujaan terhadap kebudayaan Barat
secara berlebihan. Westernisasi menyebar melalui jalur pemerintahan dan
pendidikan. Kaum pribumi yang menjadi birokrat pemerintah Belanda menggunakan
bahasa Belanda sebagai simbol status mereka saat itu. Mereka ikut-ikutan
berbahasa Belandadan berpakaian ala Barat.
Penerapan politik etis
mendorong pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum
pribumi. Sekolah calon birokrat OSVIA (Opleiding School Voor Inlandische
Ambtenaren) didirikan di Bandung, Magelang, dan Probolinggo untuk mendidik
calon-calon birokrat dari bangsa Indonesia sendiri. Tahun 1848, pemerintah
kolonial Belanda mendirikan sekolah massal
disetiap kabupaten untuk kalangan terbatas. Sekolah-sekolah tersebut
adalah HIS (Hollandsch Inlandche School), MULO (Meer Ultgebreit Lager
Onderwijs), AMS (Algemeene Middel Bare School), dan HBS (Hoogere Burger School).
Tahun 1851, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah guru Kweekschool dan
Hogere Kweekschool, sekolah dokter STOVIA. Akhir abad ke-19, pemerintah
kolonial Belanda membuka sekolah untuk kaum pribumi, yaitu sekolah Angka 1 dan
Sekolah Angka 2 yang bersifat umum dan memberikan pelajaran dasar membaca, menulis,
berhitung, ilmu bumi, sejarah, dan ilmu alam.
LATIHAN
1. Sistem
pemerintahan Daendles membagi Jawa menjadi kesatuan wilayah yang disebut....
2. Apa
tugas seorang presiden?
3. Perintis
berlakunya hukum barat modern di Indonesia adalah....
4. Status
sosial paling tinggi pada zaman Belanda dimiliki oleh....
5. Apakah
yang dimaksud dengan westernisasi?
D. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA
MENGHADAPI KEKUASAAN ASING
Monopoli perdagangan
rempah-rempah, tanam paksa, kerja rodi memicu kebencian di hati rakyat
Indonesia dan menimbulkan keinginan mereka untuk melawan kesewenang-wenangan
bangsa Eropa. Muncullah perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan asing.
Dibawah ini adalah
beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia untuk melawan kolonialisme dan
imperialisme bangsa Eropa.
1.
Perlawanan
Demak
Monopoli perdagangan
Portugis di Selat Malaka, membuat Demak mengadakan perlawanan. Penyerangan terhadap Portugis di Malaka terjadi pada
tahun 1512 dan 1513. Penyerangan yang dipimpin oleh Dipati Unus tersebut gagal
dan Portugis tetap menguasai perdagangan di Selat Malaka.
2.
Perlawanan
Rakyat Aceh
Aceh melihat bahwa
keberadaan Portugis di Malaka mengancam aktivitas perdagangannya. Untuk
mengusir Portugis dari Malaka, 1607-1636 Sultan Iskandar Muda memimpin penyerangan
melawan Portugis tetapi tidak berhasil. Portugis pun tetap bercokol di Malaka.
3.
Perlawanan
Kerajaan Mataram
Niat raja Mataram untuk
menyatukan seluruh Pulau Jawa dalam kekuasaannya mengalami kendala. Keberadaan
VOC di Batavia juga mempunyai niatan yang sama, yaitu menguasai seluruh Pulau
Jawa. Oleh karena itu, Sultan Agung berusaha mengusir VOC dari Batavia. Serangan pertama dilancarkan oleh Kerajaan
Mataram dibawah pimpinan Bahurekso, namun gagal. Serangan lanjutan terjadi
tahun 1628 dan 1629 oleh Sultan Agung. Lagi-lagi serangan ini gagal karena
jarak antara Mataram dan Batavia terlalu jauh, kekurangan makanan, persenjataan
kurang canggih dan wabah penyakit.
4.
Perlawanan
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin melakukan
beberapa hal yang tidak menyenangkan VOC. Pertama ia, menjalin persahabatan
dengan Maluku yang menjadi lawan VOC. Kedua, secara sembunyi-sembunyi Hasanudin
juga mengirim pasukan ke Maluku untuk membantu memerangi VOC. Ketiga, Makassar
berusaha untuk menjual rempah-rempah pada pedagang bukan Belanda.
Tindakan yang dilakukan Sultan
Hasanuddin tersebut mengakibatkan terjadinya perang tahun 1666-1667. Dalam peperangan
tersebut, VOC dibantu oleh Aru Palaka yang merupakan musuh Sultan Hasanuddin. Sultan
Hasanuddin menderita kekalahan, dan sebagai konsekuensi ia dipaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya. Isinya antara lain:
a. VOC
memperoleh monopoli perdagangan di Makassar;
b. Aru
Palaka harus diakui sebagai Raja Bone;
c. Hasanuddin
harus melepas daerah jajahan;
d. VOC
boleh mendirikan benteng di Makassar.
5.
Perlawanan
Pattimura
Kedatanganan Belanda
untuk berkuasa kembali di Maluku mendapat berlawanan dari rakyat Maluku di
bawah pimpinan Thomas Matulesi (Kapitan Pattimura). Secara umum, penyebab
terjadinya perlawanan rakyat Maluku antara lain:
a. Adanya
penindasan dan perlakuan semena-mena dari VOC terhadap pada masa lalu;
b. Pengerahan
rakyat untuk dijadikan serdadu Belanda;
c. Dihidupkannya
kembali kerja paksa yang sudah sempat dihapuskan Inggris.
Peperangan diawali dengan
penyerbuan pasukan Pattimura ke Benteng Deurtede selama dua bulan. Belanda
berusaha merebut kembali dengan mengerahkan pasukan di bawah pimpinan Mayor Beetjs
tetapi gagal. Serangan berikutnya dipimpin oleh Letnan Groot. Pada tanggal
3 Agustus 1817, akhirnya Belanda
berhasil kembali menguasai benteng Deurtede.
Selain Pattimura, tokoh
terkenal lainnya adalah Christina Martha Tiahahu yang juga tangan kanan Kapitan
Pattimura. Rumah Christina dibakar, ia dan ayahnya, Paulus Tiahahu, ditangkap
Belanda. Ayah Christina kemudian dihukum mati, sedangkan Christina sendiri dibuang
ke Laut Banda.
6.
Perang
Paderi (1821-1837)
Ada dua golongan yang
berpengaruh kuat pada kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Golongan pertama
adalah golongan adat yang banyak berperan sebelum agama Islam berkembang di
Sumatera Barat. Golongan kedua adalah golongan agamais/ulama yang terkenal dengan
sebutan paderi. Golongan ini menjadi dominan setelah agama Islam
berkembang di bumi Minangkabau.
Sebab-sebab terjadinya
Perang Paderi adat sebagai berikut.
a. Makin
kuatnya perebutan penganut antara kaum adat dan kaum agamais.
b. Hukum
adat yang menekankan asas matrilineal tidak sesuai dengan hukum agama yang
lebih menekankan peranan patrilineal.
c. Berkembangnya
ajaran agama yang semakin mengakar pada kehidupan masyarakat.
d. Adanya
kebiasaan golongan adat yang berseberangan dengan kaum agamais, seperti
minum-minuman keras, sabung ayam dan berjudi.
e. Campur
tangan Belanda dalam perebutan pengaruh di masyarakat Sumatera Barat.
Kaum Paderi/agamais
dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol menyerang kaum adat. Kaum adatpun meminta
pertolongan kepada Belanda. Secara umum Perang Paderi dapat dibagi atas tiga
tahap:
a.
Periode
1821-1825
pada periode ini ,
Belanda dibawah pimpinan Letkol Raaf mengerahkan pasukannya untuk membantu kaum
adat. Pasukan Belanda berhasil menguasai Tanah Datar dan mendirikan benteng
Fort Van Der Capellan. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar, Belanda
dan Paderi mengadakan Perjanjian Padang (1824).
Akan tetapi Perjanjian
Padang tersebut tidak dapat secara total menghentikan peperangan. Untuk itu,
dilakukanlah penyempurnaan perjanjian oleh
Kolonel Stuers tahun 1825. Isi kesepakatan antara lain diadakannya genjatan
senjata, Tuanku Imam Bonjol diakui kekuasaanya, dan urusan agama di Sumatera
Barat tidak lagi dicampuri Belanda.
b.
Periode
1826-1830
Pada periode ini,
konsentrasi Belanda terpecah karena Pulau Jawa terjadi Perang Diponegoro. Untuk
memperkuat pertahanannya di Sumatera Barat, Belanda mendirikan benteng Fort de
Kock di Bukit Tinggi .
c.
Periode
1831-1836
Paa periode ini, Belanda
mengirim prajurit-prajurit Jawa yang berhasil ditangkap pada perang Diponegoro untuk
membantu Belanda di Sumatera Barat. Pasukan ini berada dibawah pimpinan Sentot
Ali Basyah. Namun, Sentot Ali Basyah mengkhianati Belanda sehinga ia ditarik
kembali ke Batavia. Tahun 1834, pasukan Belanda dibawah pimpinan Cochind dan
Michaels berhasil menguasai Bonjol. Setelah bertahan sekian lama, akhirnya pimpinan
Paderi Tuanku Imam Bonjol ditankap tahun 1837. Ia lali diasingkan ke Batavia,
Cianjur, Ambon, dan Manado sampai akhirnya wafat tahun 1864. Setelah Perang Paderi
berakhir, wilayah Sumatera Barat jatuh ke tangan Belanda.
7.
Perang
Bone (1824-1825)
Perang Bone pecah tahun 1824-1825.
Rakyat Bone dipimpin oleh Sultan Bone. Perlawanan rakyat Bone terjadi karena
Belanda ingin menguasai Sulawesi Selatan. Setelah Sultan Bone menyatakan diri
kalah perang, Bone pun akhirnya berhasil dikuasai Belanda.
8.
Perang
Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro dipimpin
oleh Pangeran Diponegoro dan dibantu oleh Sentot Ali Basyah, Pangeran
Mangkubumi, dan Kyai Majo. Secara umum, penyebab Perang Diponegoro adalah
sebagai berikut.
a. Campur
tangan Belanda dalam urusan pemerintahan Kerajaan Mataram.
b. Penciutan
wilayah Kerajaan Mataram karena diberikan pada Belanda sebagai imbalan bantuan yang
diberikan.
c. Pungutan
pajak Belanda yang semakin memberatkan.
d. Ketidakpuasan
para bangsawan karena banyak berkurangnya hak mereka.
e. Kekuasaan
Kerajaan Mataram yang semakin berkurang dan pendapatan kerajaan makin menurun.
f. Kegiatan
perdagangan Mataram merosot karena pelabuhan-pelabuhan dibagian utara Jawa
telah dikuasai oleh Belanda.
Penyebab perang secara
khusus adalah rencana pembuatan jalan yang melewati makam leluhur Pangeran
Diponegoro.
Untuk menangkal
perlawanan Pangeran Diponegoro, Belanda melakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Membentuk
pasukan kontra gerilya.
b. Memecah
belah dan menghasut pengikut Pangeran Diponegoro.
c. Membangun
benteng-benteng yang semakin memper-sempit pergerakan pasukan Pangeran
Diponegoro.
d. Mengangkat
Sultan Sepuh sebagai Sultan Yogyakarta dengan tujuan memecah perlawanan rakyat.
Penggunaan siasat Benteng
Stelsel semakin mempersempit ruang gerak pengikut Pangeran Diponegoro. Setelah terdesak,
Pangeran Diponegoro menerima tawaran untuk berunding tannggal 28 maret 1830 di
rumah Residen Kedu di Magelang. Namu, yang terjadi bukanlah perundingan.
Pangeran Diponegoro malah ditangkap, lalu dibuang ke Semarang, Batavia, Manado
dan Makassar hingga meninggal tanggal 8 Januari 1855.
9.
Perlawanan
Patih Jelantik
Pulau Bali sampai abad 19
merupakan sebuah kerajaan merdeka yang bebas dari pengaruh bangsa asing.
Belanda yang ingin menguasai seluruh nusantara tidak senang dengan kemapanan
Bali. Sasaran utama Belanda adalah Kerajaan Buleleng dibawah pimpinan I Gusti
Ketut Jelantik. Kerajaan Buleleng mengadakan perlawanan terhadap Belanda tahun
1846. Penyebabnya adalah sebaai berikut.
a. Hukum
Tawan Karang tidak diakui oleh Belanda.
b. Belanda
memaksa raja-raja Bali untuk mengakui kedaulatannya.
c. Belanda
ingin memonopoi perdagangan.
Pertempuran berlangsung
dari tahun 1846-1849 dengan kekalahan di pihak Kerajaan Buleleng. Akibatnya,
hukum Tawan Karang yang selama ini dijalankan kerajaan Buleleng pun dihapus.
Selain itu, Belanda juga berhasil menguasai perdagangan di Bali.
10.
Perang
Banjar
Perang Banjar pecah
karena adanya campur tangan pemerintah Belanda dalam urusan kerajaan. Pangeran
Amir yang seharunya menjadi raja dihalangi Belanda dan malah menempatkan
Pangeran Nala menjadi raja. Karena merasa berhutang budi, Pangeran Nala pun
menyerahkan wilayah Kerajaan Banjarpada Belanda.
Rakyat Banjar mengadakan perlawanan
terhadap Belanda dibawah pimpinan Pangeran Antasari. Perlawanan berlangsung terus
sampai akhir hayat Pangeran Antasari tahun 1862. Perlawanan dilanjutkan lagi
oleh anak-anaknya untuk membebaskan Kerajaan Banjar dari pengaruh Belanda.
11.
Perlawanan
Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII
merupakan raja yang ke-12 dan berpengaruh luas di Tapanuli dan sekitarnya.
Sisingamangaraja XII ke-XII mengadakan perlawanan
terhadap Belanda karena:
a.
Pengaruh Sisingamangaraja semakin
mengecil;
b.
Adanya zending (misi penyebaran agama
Kristen) di Tapanuli dan sekitarnya;
c.
Belanda memperluas kekuasaannya dalam
rangka Pax Netherlandies.
Penyebab khusus
perlawanan adalah kegeraman Sisingamangaraja atas penempatan pasukan Belanda di
Tarutung dengan dalih melindungi penyebaran agama dan penguasaan Belanda atas
daerah-daerah di Tapanuli.
Perang tersebut
dimenangkan oleh Belanda dan diakhiri dengan gugurnya Sisingamangaraja XII
Tahun 1907. Setelah Sisingamangaraja gugur, Tapanuli jatuh ke tangan Belanda.
LATIHAN
1. Dipati
Unus memimpin perlawanan kerajaan....
2. Nama
lain Thomas Matulesi adalah....
3. Penyebab
khusus terjadinya perang Diponegoro adaah....
4. Kekuatan
Belanda pada waktu menghadapi perlawanan Tuanku Imam Bonjol tidak maksimal
karena....
5. Perang
Paderi terbagi atas 3 tahap. Pada tahap ke berapakah juga terjadi perang
Diponegoro?
![]() |
||||
|

BAB
4
GERAKAN
KEBANGSAAN DI INDONESIA
Penjajahan menimbulkan banyak kesengsaraan. Penindasan
secara matriil dan moril memicu kesadaran bangsa terjajah untuk bangkit melawan
penjajahan. Bentuk kesadaran itu berupa munculnya rasa nasionalisme dan
berdirinya gerakan-gerakan kebangsaan di Indonesia.
Bab ini membahas mengenai latar
belakang munculnya pergerakan nasional, pergeseran dari rasa etnik kedaerahan/golongan
kerasanasionalism, dan perkembangan gerakan kebangsaan di Indonesia.
A.
PAHAM-PAHAM YANG MENDASARI MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL
Memasuki
abad ke-20, muncul kesadaran rakyat Asia dan Afrika untuk membangun suatu sikap
agar mereka dapat bersatu dalam suatu wadah. Sikap tersebut dibangkitkan oleh
paham nasionalisme, sosialisme, pan-islamisme, dan demokrasi. Paham-paham teersebut
membangun sebuah kesadaran bersaa tentang pentingnya kemerdekaan untuk
melepaskan rakyat dari belenggu kemiskinan, kebiadaban, perpecahan, dan
keterbelakangan.
1.
Nasionalisme
Dalam
pengertian luas, nasionalisme adalah perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah
airnya. Perasaan itu timbul karena adanya kesamaan sejarah, agama, bahasa,
kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal, dan keinginan utnuk mempertahankan
serta mengembangkannya sebagai milik bersama.
2.
Liberalisme
Paham
liberalisme muncul sebagai reaksi atas perlakuan kaum bangsawan dan agamawan
pada masa pemerintahan monarki absolut. Setiap individu harus patuh pada
kekuasaan bangsawan dan tunduk pada agama. Keadaan inimenyadarkan orang untuk
memulai kebebasan dalam bertindak. Esensi dari paham liberalisme terhadap
munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara adalah keinginan untuk menentukan
nasib sendiri dalam bingkai keberadaan penyelenggaraan negara.
3.
Sosialisme
Sosialisme
merupakan pahamyang menekankan perhatian pada masyarakat secara keseluruhan. Paham
sosialisme mengemuka sebagai reaksi terhadap kehadiran liberalisme pada
abad-19. Ketika itu, para pemilik modal, industriawan, dan pengusaha yang
menganut liberalisme hidup dalam kemewahan dengan cara mengeksploitasi kaum
proletar ( kaum miskin ). Kaum ploretar akhirnya bangkit menyuarakan agar
segalanya menjadi milik bersama ( masyarakat ) melalui institusi negara.
4.
Pan-Islamisme
Pan-Islamisme
merupakan suatu paham yang menginginkan atau mencita-citakan manivestasi dari
prinsip Islam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan. Antarumat Islam
diseluruh dunia. Paham ini lazim disebut dengan Al-wahdah al-islamiyyah atau Al-itihat
Al-Islamiyyah. Prinsipnya adalah umat islam merupakan suatu kesatuan yang
utuh dan universal diseluruh dunia tanpa kecuali.
5.
Demokrasi
Demokrasi
adalah suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Pemerintahan demokratis seharusnya dilaksanakan oleh seluruh rakyat.
Karena dalam pengambilan keputusan tidak mungkin mengikutsertakan seluruh
rakyat, dilakukanlah sistem ( perwakilan ).
Dalam
demokrasi, rakyat mempunyai hak yang sama untuk menentukan suatu keputusan.
Struktur masyarakat dalam sistem demokrasi bersifat sejajar, seperasaan, dan
sepenanggungan. Konsep demokrasi inilah yang melahiran sebuah pemikiran untuk
mendirikan suatu negara dan pemerintahan sendiri. Pada sistem ini, kehendak
rakyat menjadi kekuatan utama dan berfungi seperti suara tuhan dalam menentukan
kebenaran yang sejati.
LATIHAN
1. Istilah nasinalisme berasal dari kata....
2. Liberalisme menekankan pada ....
3. Paham yang mehendaki kolektifisme adalah ....
4. Pan islamisme disebut juga ....
5. Suara rakyat adalah suara tuhan,merupakan paham ....
B.
PERGERAKAN BEBERAPA GERAKAN KEBANGSAAN DI ASIA
TENGGARA
Sebagian
besar negara Asia dan Afrika mempunyai nasib yang hampir sama, yaitu pernah
dijajah oleh bangsa lain. Pola tingkah laku dan struktur masyarakatpun masih
memiliki banyak persamaan sebagai bekas negara jajahan. Berikut ini akan
dibahas perkembangan beberapa gerakan kebangsaan di Asia tenggara.
1.
Pergerakan Kebangsaan di Malaysia
Penjajahan
Inggris di Malaysia (Malaya) bermula ketika Kedah yang pada saat itu menghadapi
ancaman serangan-serangan Kerajaan Siam (Thailand) menawarkan Pulau Penang
sebagai imbalan atas bantuan militer apabila Inggris memantu kedah. Pulau
Penang pun dikuasai Inggris pada tahun 1791 tanpa memberikan bantuan militernya
kepada Kesultanan Kedah.
Masalah
etnisitas mewarnai proses kemerdekaan malaya. Perlu diketahui, pada 1940-an konstelasi
keberadaan etnis di Malaya adalah 50% orang Melayu, 37% orang Tionghoa, dan 12%
orang India. Masing-masing etnis kemudian membentuk partai politik untuk
mengakomodasi kepentingan politik merekas. Politik tersebut adalah United
Malays National Organization (UMNO) yang didukung oleh orang-orang Melayu,
Malayan Chinese Association (MCA) yang terdiri dari masyarakat Cina; dan
Malayan Indian Congress yang terdiri dari orang-orang keturunan India. Ketika
partai politik tersebut kemudian bergabung membentuk Allianc yang kemudian
mejadi barisan nasional tahun 1973.
Dalam
perkembangannya, barisan nasional berhasil memenangkan pemilu. Pemerintahan
Inggris dan Alliance mengadakan perundingan untuk menyusun konstitusi. Hasil
kesepakatan adalah menbentuk sebuah negara federal dengan sistem parlemen 2
kamar yang terdiri dari badan pilihan rakyat dan badan bentukan parlemen.
Selain itu, dilakukan pemberian warga negara bagi orang Non-Melayu. Sebagai
kompensasinya, diberi hak istimewa masyarakat Melayu dalam hal pekerjaan dan
beasiswa sekolah. Tahun 1957, federasi Malaya mendapat kemerdekaan dari
Inggris.
2.
Pergerakan Kebangsaan di Filipina
Pergerakan
kemerdekaan di Filipina berawal dari terbentuknya liga Filipina yang dipimpin
oleh Jose Rizal pada tahun 1892. Liga ini dibentuk dengan tujuan melepaskan
Filipina dari penjajahan Spanyol yang telah berlangsung selama 300 tahun.
Letupan ingin mendapat kemerdekaan terjadi setelah Jose Rizal yang dituduh
mendalangi gerakan ketipunan dihukum mati pada tahun 1896. Perjuangan untuk
merebut kemerdekaan diteruskan oleh Emilio Aquinnaldo pada tahun 1898. Titik
cerah perjuangan kemerdekaan Filipina terlihat ketika posisi Spanyol semakin
lemah karen berperang dengan Amerika Serikat untuk merebutkan Pualau Karibia.
Aqiunnaldo memanfaatkan situasi tersebut dan beraliansi dengan Amerika Serikat
untuk mengusir Spanyol.
Spanyol
pun menyerah dan Filipina diserahkan kepada Amerika Serikat. Melihat keadaan
sudah memungkinkan, Emilio Aquinnaldo memproklamirkan kemerdekaan Filipina pada
12 Juni 1898. Namun, nasib Filipina juga tidak berubah sebab ternyata Amerika
Serikat juga ingin menjajah Filipina. Emilio melakukan Perang Gerilya melawan
Amerika Serikat tetapi akhirnya ditangkap. Tahun 1919, Filipina menuntut
kemerdekaan, namun ditolak. Tahun 1994 Filipina di kukuhkan sebagai daerah
persemakmuran. Setelah Perang Dunia II berakhir, barulah Amerika Serikat,
memberi kemerdekaan penuh kepada Filipina pada 4 Juli 1946.
3.
Pergerakan Kebangsaan di Vietnam
Tahun
1920 pergerakan nasionalisme melalui suara-suara mulai menuntut pembaruan dan
kemerdekaan.perjuangan melalui kepartaian semakin genjar setelah dibentuknya Indochinese Communist Party tahun 1930
oleh seorang berjiwa revolusioner bernama Nguyen Tat Thanh, atau yang lebih
dikenal dengan nama Ho Chi Minh.
Ia
kemudian mendirikan gerakan kemerdekaan yang berideologi komunis bernama Viet
Minh. Tahun 1941, organisasi ini bertujuan memperoleh kemerdekaan dari Prancis
dan melawan Aneksasi Jepang dikawasan Indocina, khususnya Vietnam.
Momentum
kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dimanfaatkan Hocimin untuk
memproklamirkan berdirinya Republik Demokratik pada 2 September 1945. Prancis
kembali menyerang Vietnam bulan Oktober 1945, Viet Minh mundur dan masuk
kehuta-hutan berkat kepemimpinan Ho Chi Minh yang sudah mengakar dan disukai
oleh rayat, perjuangan Viet Minh tidak berhenti.
Tahun
1946, pecah perang Indocina I (1946-1954) yang dimulai dengan penyerangan Viet
Minh ke post tempur pasukan Prancis. Perang yang tidak berkesudahan dan telah
memakan banyak korban mendorong Prancis untuk mengajukan tawaran perdamaian
tahun1954. Perundinganpun dilaksanakan di Jenewa dan menghasilkan kesepakatan
damai. Intinya, Prancis segera hengkang dari Vietnam.
Kesepakatan
tersebut juga memutuskan untuk membagi Vietnam menjadi 2 negara. Vietnam Utara
menjadi negara yang berhaluan komunis, sementara Vietnam Selatan menganut
liberalisme. Akibat pembagian itu, pecah perang saudara antara Vietnam Utara
dan Vietnam Selatan tahun 1956. Perang berakhir denga kemenangan Vietnam Utara
tahun 1975. Namun, kedua Vietnam akhirnya dapat disatukan kembali tahun 1976
dengan nama Republik Sosialis Vietnam (Vietnam).
LATIHAN
1.
Awal kekuasaan
Inggris di Malaysia adalah didaerah....
2.
Pemimpin gerakan
kebangsaan Vietnam adalah....
3.
Federasi Malaya
berdiri pada tahun....
4.
Setelah Jose Rizal
wafat, perjuangan kemerdekaan Filipina diteruskan oleh....
5.
Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan dapat disatukan kembali tahun 1976 dengan nama....
C.
TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONALISME INDONESIA
Terbentuknya
kesadaran nasionalisme Indonesia tidak hanya didorong faktor dari luar, seperti
perkembangan politik kolonial Belanda, tetapi juga faktor dari dalam, seperti
penderitaan rakyat Indonesia.
1.
Perkembangan Politik Kolonial Belanda
Penderitaan
rakyat akibat tanam paksa (1830-1870) menuai kritik terhadap pemerintah
kolonial Belanda. Kaum liberal dalam parlemen Belanda mengusulkan perubahan
sikap yang mendasar dalam kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia. Usul
golongan liberal di parlemen adalah membuka seluas-luasnya koloni (open deur
politiek=politik pintu terbuka) bagi investasi swasta. Dengan demikian, modal
swasta masuk ke Indonesia yang dapat membuka dan memperluas kesempatan kerja.
Usul dari kaum liberal ini diterima oleh pemerintah Belanda, yang kemudian
meningkatkan arus investasi swasta di Indonesia.
2.
Sebab-sebab Kebangkitan Nasionalisme Indonesia
a.
Penderitaan Rakyat Indonesia
Rakyat
Indonesia di bawah pemerintah kolonial Hindia-Belanda banyak mengalami
perlakuan yang tidak adil. Pelaksanaan tanam paksa, kerja rodi, perlakuan
diskriminatif merupakan bukti sejarah yang tidak dapat dilupakan dari hati nurani
rakyat Indonesia. Penderitaan inilah yang mendorong para leluhur kita untuk
mengangkat senjata dan berusaha mengusir penjajah Belanda untuk memperoleh
kemerdekaan.
b.
Perkembangan Politik Etis
Ketidakadilan,
kemiskinan, diskriminasi, pembodohan yang terjadi di Indonesia ternyata diamati
oleh negarawan-negarawan di Belanda. Muncul tokoh-tokoh yang mengkritik
pemerintahannay sendiri. Salah satu tokoh yang duduk di barisan utama
pengkritik adalah Van Deventer, artikelnya yang dimuat di majalah De Gids dengan judul “Een Eerechuld” utang kehormatan
bercerita bahwa kekosongan kas negara Belanda telah terpenuhi oleh bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda dalam
pemulihan resesi ekonomi. Utang budi itu wajib dibayar dengan peningkatan
kesejahteraan bangsa Indonesia melalui edukasi, imigrasi, dan irigasi.
Berbagai
kritik yang dilontarkan telah menggerakkan pemerintah Belanda untuk menerapkan
kebijakan Politik Etis. Politik Etis dilakukan dengan membuka sekolah-sekolah,
mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Jika dikaji lebih
mendalam, pengadaan sekolah itu bukan murni politik balas budi sebab keberadaan
sekolah itu juga membantu Belanda untuk mendapatkan tenaga kerja yang terdidik
dan murah.
Beberapa
sekolah yang berkembang pada masa penjajahan Belanda adalah sekolah rakyat (Volkschool), sekolah guru (kweekschool), MULO (Meer Uitgebrid Logee
Onderwijs), AMS (algemeene middlebare
school), sekolah teknik (technische
hogeschool) sekarang ITB, sekolah Dokter Jawa STOVIA (School Ta Opleiding
van Inlandsche Artsen), Rechts School Kundige Hogeschool (sekarang Fakultas Hukum
Ui) dan Geneskundige Hogeschool
Hogeschool (sekarang Fakultas Kedokteran Ui) dan Landbouw Hogeschool
(sekarang IPB).
Berbagai
ideologi sperti liberalisme, sosialisme, dan komunisme berhasil diserap putra
Indonesia yang belajar di luar negeri. Dengan bekal pengetahuan tersebut, mereka
memelopori usaha untuk mendapatkan kemerdekaan. Dari kaum terpelajar itulah
lahir berbagai gagasan yang mengajarkan betapa pentingnya persatuan dan
perjuangan dalam rangka merebut kemerdekaan.
c.
Peranan Sarana Komunikasi dan Transportasi
Perkembangan
sarana komunikasi dan transportasi yang semakin baik turut membantu munculnya
kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbagai bentuk penderitaan dan siksaan yang
dialami rakyat Indonesia dapat dengan cepat diketahui kaum intelektual di dalam
dan di luar negeri. Paham-paham pergerakan yang ingin kemerdekaan dan kebebasan
juga dapat diakses melalui media. Semua itu menyentuh kesadaran rakyat
Indonesia untuk mendapat kemerdekaan.
d.
Pergerakan Nasionalisme di Asia dan Afrika
Gerakan
kebangsaan dibeberapa negara Asia dan Afrika turut menjadi andil dalam rangka
menggerakkan jiwakebangsaan. Peristiwa-peristiwa yang mengilhami antara lain
sebagai berikut.
·
Keteladanan yang
diperlihatkan Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru dalam rangka merebut
kemerdekaan India dari Inggris.
·
Kemenangan Jepang
atas Rusia tahun 1905 memberi sinyal bahwa bangsa Eropa jauh lebih unggul
daripada bangsa Asia.
·
Keberhasilan
bangsa Filipina mengusir bangsa Spanyol tahun 1898.
·
Keberhasilan
rakyat Cina yang berhasil menurunkan kaisar yang korup di awal abad ke -20.
LATIHAN
1.
Penulis artikel
“Een Eeereschuld” adalah....
2.
Edukasi, imigrasi,
dan irigasi adalah unsur dari....
3.
Mahatma Gandhi adalah
tokoh yang berasal dari....
4.
Kemenangan Jepang
atas Rusia terjadi tahun....
5.
Contoh sekolah
yang didirikan oleh swasta pada masa kebangkitan nasional adalah....
D.
PERGESERAN DARI RASA ETNIK KEADAERAHAN/GOLONGAN MENUJU
IDENTITAS KEBANGSAAN INDONESIA
Setelah
perintah Belanda menerapkan poitik etis atau politik balas budi munculah
organisasi-organisasi kepemudaan. Gerakan kepeudan ini merupakan cikal bakal
rasa persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Para pemuda mulai mengubah taktik
dari perjuangan secara fisik atau kekerasan kearah kesadaran bersama untuk
mengikis keterbelakangan dan kebodohan.
Pada
7 Maret 1915 berdiri oraganisasi kepemudaan Tri Koro Dharmo yang anggotanya
adalah pemuda-pemuda yang berasal dari suku Jawa, Sunda, dan Madura. Di
Sumatera, juga terbentuk organisasi pemuda yang bernama Jong Sumatranen Bond
(JSB) tanggal 9 Desember 1917. Diwilayah-wilayah lain tahun 1918 berdiri
organisasi-organisasi kepemudaan yang bercirikan etnik tertentu, seperti Jong
Ambong, Jong Pasunda, Jong Celebes, dan Jong Borneo.
Berbagai
organisasi kepemudaan tersebut lalu mengadakan berbagai pertemuan, diskusi, dan
seminar. melalui pertemuan-pertemuan tersebut perasaan kedaerahan
perlahan-lahan menjadi perasaan kebangsaan dan nasionalisme. Puncaknya adalah
Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam Kongres, tercapai ikrar kebultan tekad
untuk meleburkan berbagai identitas etnik dan kedaerahan menjadi satu identitas
Indonesia.
LATIHAN
1.
Oraganisasi
kepemudaan untuk Suku Jawa, dan Sunda, Madura adalah....
2.
Jong Sumatranen
Bond berdiri tanggal....
3.
Istilah Indonesia
untuk pertama kali dipakai oleh....
4.
Peneliti Belanda
yang pernah meneliti Aceh adalah....
5.
Puncak nasionalisme
Pemuda Indonesia adalah sumpah Pemuda tanggal....
E.
PERKEMBANGAN GERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Perjanjian
nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dengan berdirinya organisasi Boedi
Oetomo tahun 1908. Setelah itu, banyak berdiri organisasi dan gerakan sosial
politik yang mengusahakan perbaikan atas keterburukan dan keterbelakangan
rakyat Indonesia.
Jika
diteliti secara cermat, pergerakan naisonal Indonesia dapat dibagi menurut
periode perkembangannya:
1.
Periode Awal
Pergerakan nasional
Indonesia baru bergerak dalam bidang sosial dan budaya. Organisasi dan
pergerakan yang mengemuka adalah Boedi Oetomo, sarekat dagang Islam, dan
Muhammadiyah.
2.
Periode Nasionalisme
Politik
Pada tahap ini,
pergerakan nasional Indonesia sudah mulai masuk ke bidang politik. Beberapa
organisasi dan pergerakan yang muncul adalah Indische Partij dan gerakan ke
pemudaan.
3.
Periode
Nasionalisme Radikal
Pada tahap ini,
pergerakan nasional Indonesia secara jelas mencantumkan tujuan untuk mencapai
kemerdekaan. Perlawanan terhapa penjajah Belanda pun dialakukan demi
kemerdekaan. Beberapa organisasi pergerakan kebangsaan yang terdiri adalah
perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
4.
Periode
Nasionalisme Bertahan
Gerakan kebangsaan sudah
lebih moderat dan memakai strategi dengan penuh pertimbangan. Periode ini
ditandai dengan sikap penjajah yan semakin reaktif. Gerakan kebangsaan memilih
strategi bertahan sambil menunggu kesempatan untuk dapat merealisasikan tujuan.
Contoh organisasi yang terkenal adalah Partai Indonesia Raya (Parindra),
Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), dan
Fraksi Nasional.
Berikut
ini uraian keberadaan organisasi di atas :
Boedi Oetomo
Organisasi Boedi Oetomo terdiri atas prakarsa Mas Ngadehi
Wahidin Sudirohoesodo. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas bangsa melalui
kegiatan pengajaran. Tanggal 20 Mei yang merupakan hari lahir Boedi Oetomo
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Dalam perjalanannya, Boedi
Oetomo memperluas cakupan dengan melaksanakan pembelajaran Bahasa Belanda. Sebab
pada saat itu seseorang akan mustahil menduduki jabatan Birokrasi pada
pemerintahan Belanda tanpa memahami bahasa Belanda.
Ada beberapa kendala yang dihadapi Boedi Oetomo. Pertama,
pembatasan keanggotaan Boedi Oetomo hanya untuk untuk masyarakat Jawa dan Madura.
Kedua, Boedi Oetomo tidak mencampuri urusan politik. Atas perkembangan itu,
banyak anggota Boedi Oetomo teruama kaum muda yang kecewa lalu mengundurkan
diri.
Walaupun banyak anggota yang mengundurkan diri Boedi Oetomo
tetap eksis. Banyak dari anggota Boedi Oetomo duduk dalam dewan rakyat
(volksraad). Adanya tekanan pada organisasi pergerakan nasional mengakibatkan
Boei Oetomo mengalami kemunduran sesat setelah Boedi Oetomo memasuki bidang
politik.
Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam yang
didirikan oleh H. Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Tujuan awalnya adalah
untuk mengajukan perdagangan Indonesia dibawah panji-panji Islam dan untuk
menyaingi para pedagang Cina di Solo. Dalam perdagangannya, pada perjalanannya
Sarekat Islam juga melawan kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Dalam
waktu relatif singkat, SI memiliki banyak pengikut yang terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat. Organisasi ini mengalami kemajuan pesat setelah dipimpin
oleh H.O.S. Tejokroaminoto.
Dalam kongres SI tahun 1916 Tejokroaminoto mengatakan
cita-cita SI adalah membentuk suatu bangsa yang memiliki pemerintahan sendiri.
Pernyataan itu mengindikasikan bahwa SI sudah memasuki ranah politik.
Dikemudian hari dalam tubuh Si muncul golongan sosial radikal yang diwakili
unsur-unsur Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV) dan gerakan sosial
lainnya. Tokoh-tokoh muda yang berhaluan kiri dan radikal di tugu SI adalah
semaun, Tan Malaka, dan Darsono. Adanya tokoh-tokoh yang berhaluan kiri yang
mengakibatkan SI terpecah dua yaitu SI putih dan SI merah. SI Merah berasas
komunis, sedangkan SI Putih berasaskan keIslaman. SI dikeluarkan dari SI dan
bergabung dengan partai komunis Indonesia.
Muhammadiyah
Muhammadiyah
didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Mulanya tujuan
organisasi ini adalah menyebarkan ajaran Nabi Muhammad SAW dan memajukkan agama
islam. Untuk mencapai cita-citanya, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan, tabligh Islam, badan wakaf, erta penerbitan. Organisasi ini
memiliki pengaruh di Pulau Jawa, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, Banjarmasin,
dan Ujung Pandang. Sampai saat ini Muhammadiyah menjadi mitra pemerintah dalam
memajukan pendidikan.
Indische Partij
Indische Partij merupakan organisasi bercorak politik yang
didirikan oleh E.F.E Douwes Dekker atau lebih dikenal dengan nama Danudirdja
Setiabudi pada tanggal 25 Desember 1912.
Tujuan Indische Partij adalah membangun patriotisme semua indiers (orang lokal/Indonesia) terhadap tanah air.
Douwes Dekker melihat adanya perlakuan diskriminatif antara keturunan Belanda
dan pribumi. Melalui karangannya yang dimuat di majalah Het Tijdschrift dan De Express, ia melancarkan propagandanya
mengenai program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat.
Pada perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda, Indische Partij
membentuk komite yang disebut Komite Bumiputra. Komite ini mengirimkan telegram
kepada Ratu Belanda yang isinya mengusulkan pencabutan pasal III RR (Reglemen op het beleidder Regeering)
tentang pembentukan majelis perwakilan rakyat tuntutan jaminan kebebasan
berpendapat berbahaya, pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker, dr Cipto
Mangunkusumo ], dan Suwardi Suryaningrat dijatuhi hukuman buang ke negeri
Belanda. Permohonan dari Indische Partij untuk mendapat pengakuan badan hukum
ditolak dan organisasi ini dianggap sebagai organisasi terlarang. Walaupun
Indische Partij sudah bubar jiwa dan semangatnya benyak memberi inspirasi dalam
rangka menegakkan jiwa kebangsaan.
Gerakan Pemuda
Organisasi pemuda kedaerahan merupakan titik awal
pertumbuhan bangsa dan awal dari proses integrasi nasional. Berikut adalah
contoh dari gerakan pemuda.
Tri Koro Dharmo
Tri Koro Dharmo didirikan oleh Setiman Wirjosandjoyo, Suradi
Wongsonegoro dan Soetomo pada tanggal 7 Maret 1915. Tujuan Pendirian Tri Koro
Dharmo adalah sebagai tempat latihan bagi calon-calon pemimpin bangsa atas
dasar cinta tanah air.
Pada kongres Tri Koro Dharmo yang pertama di Solo tahun 1918
ada dua keputusan penting. Pertama, nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong
Java. Kedua, tujuan organisasi dipusatkan untuk membangun persatuan Jawa Raya.
Setelah kongresnya yang ke delapan pada tanggal 28 Desember
1925 – 2 Januari 1926 di Bandung, Jong Java turut meningkatkan persatuan dan
cita-cita Indonesia merdeka. Mulai kongres tersebut Jong Java praktis terjun ke
politik.
Jong Sumatranen
Bond
Organisasi ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di
gedung Volkslecture Jakarta oleh Pemuda-pemuda Sumatera yang
dijakarta. Tujuannya adalah untuk
memperkokoh hubungan antar pelajar asal Sumatera di Jakarta. Melalui keberadaan
organisasi kepemudaan ini lahir kesadaran bahwa nantinya mereka akan menjadi
pemimpin-pemimpin bangsa.
Dalam
perkembangannya Jong Sumatranen Bond memiliki banyak anggota yang tersebar di
kota-kota lain seperti Bogor, Bandung, Serang, Sukabumi, Purworejo, Padang, dan
Bukittinggi. Dari hasil godokan Jong Sumatranen Bond ini lahir pemimpin bangsa
seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta.
Organisasi
Pemuda Lainnya
Berdirinya
Jong Java dan Jong Sumatranen Bond menggerakkan pemikiran pemuda lainnya untuk
mendirikan perkumpulan pemuda serupa diberbagai daerah.
Penjelasannya bisa dilihat dibawah :
Ambon
Organisasi
yang terbentuk adalah Wilhelmina, Ambonsch Studifons, dan Ambon Bons. Orang
Ambon diluar Ambon mendirikan organisasi Serikat Ambon pimpinannya yang
terkenal adalah A.J. Patiy.
Minahasa dan Celebes
Pada
tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Kedua organisasi
ini tidak begitu besar, tetapi dari pendirian organisasi ini muncul seorang
tokoh muda Minahasa yang dikenal Sam Ratu Langi.
Sunda dan Betawi
Pada
tahun 1920 berdiri organisasi pemuda Sunda di Jakarta dengan nama Sekar Rukun.
Selain itu, pemuda Betawi berhasil membentuk organisasi bernama pemuda betawi
dibawah pimpinan Moh. Husni Thamrin.
Timor
Para
pemuda Timor berkumpul dan mendirikan perserikatan pemuda-pemuda Timor
(Timorsche Verbond) di Makassar pada tahun 1922. Pada tahun yang sama berdiri
pula Jong Bataks Bond yang merupakan pecahan Jong Sumatranen Bond.
Organisasi Kepanduan
Jumlah
organisasi kepemudaan yang semakin banyak mendorong munculnya keinginan untuk
membentuk wadah organisasi kepanduan. Dibentuklah organisasi kepanduan
diantaranya Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), Nationale Islamietische
Padvinderij (NATIPY), dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS).
Agar
organisasi-organisasi kepanduan ini bekerja semakin efektif, dibentuklah
persaudaraan antara Pandu Indonesia (PAPI) yang merupakan gabungan dari
organisasi kepanduan. Karena PAPI dianggap tidak dapat mengakomodasikan
aspirasi seluruh organisasi yang terdapat didalamnya, organisasi-organisasi
fusi lain bermunculan. Tahun 1918 didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia (BPPKI) sebagai jawaban atas keinginan membentuk wadah kerjasama bisa
sama menjadi perekat semua organisasi kepanduan.
Taman Siswa
Taman
Siswa berdiri tanggal 3 Juli 1922 atas prakarsa R.M Suwardi Suryaningrat yang
lebih tekenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Tujuannya adalah untuk memajukan
bidang pendidikan. Para pendirinya yakin bahwa pendidikan merupakan resep
kemajuan bangsa. Pendidikan memunculkan kaum nasionalis yang akan menggerakkan
roda kemajuan bangsa.
Asas Taman Siswa diwujudkan dalam sistem among sebagai berikut.
1.
Mewajibkan
guru-guru sebagai pemimpin berdiri dibelakang, memberi kesempatan pada anak
didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang disebut Tut Wuri Handayani.
2.
Guru berada di
tengah-tengah dan dapat membangkitkan pikiran. Inilah yang dikenal dengan
istilah Ing Madya Mangun Karsa..
3.
Guru dapat memberi
contoh bila berada didepan. Inilah yang dikenal dengan istilah Ing Ngarso Sung Tulodo.
Keluarnya
Wilde Scholen Orddonantie atau
Undang-Undang Sekolah Liar membuat perjuangan Taman Siswa mengalami hambatan.
Bagi Taman Siswa, keberadaan UU ini berarti memasung kemajuan sekolah swasta.
Taman Siswa berjuang agar UU ini dihapus. Perjuangan pengahapusan UU ini
didukung oleh beberapa organisasi perjuangan lainnya, seperti PSII, PNI Baru,
Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Partindo, dan Permi. Perjuangan mereka berhasil,
terbukti dengan dicabutnya UU Sekolah Liar pada tahun 1933.
Partai
Komunis Indonesia
Keberadaan paham komunis di Indonesia tidak dapat dilepaskan
dari nama seorang pemimpin buruh Belanda bernama H.J.F.M Sneevliet yang
termasuk ke Indonesia tahun 1913. Ia lalu mendirikan organisasi Indische
Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) tahun 1914 bersama J.A
Brandsteder, H.W. Dekker, dan P.
Bergsma.
Dengan menggunakan strategi infiltrasi atau block within , ISDV berhasil menyusup ke
tubuh Sarekat Islam (SI). Caranya dengan menjadikan anggota ISDV sebagai
anggota SI dan sebaliknya. Dalam waktu yang relatif singkat, Sneevliet dan
kawan-kawan telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI. Taktik lainnya
yang dijalankan ISDV adalah dengan cara merekrut pemimpin SI yang berpengaruh
masuk ke ISDV.
Pada kongres ISDV 23 Mei 1920 nama ISDV diubah menjadi Partai
Komunis Hindia. Selanjutnya pada bulan Desember berubah nama menjadi Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Setelah merasa semakin mapan dan besar, PKI mengadakan
pemberontakan yan dikenal sebagai pemberontakan PKI 1926. Pemberontakan ini
dirancang oleh tokoh-tokoh PKI seperti Sardjono, Budi Sutjipto dan Sugono.
Pemberontakan yang meletus di Jakarta itu kemudian secara serempak meluas ke
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Namun, pemberontakan tersebut
berhasil ditumpas.
Banyak pengikut PKI berhasil ditangkap dan dibuang ke Tanah
Merah, Digul, dan Papua. Akhirnya, Partai Komunis Indonesia dinyatakan sebagai
partai terlarang.
Perhimpunan
Indonesia
Dalam tahun yang sama lahirnya Boedi Oetomo, terbentuk pula
sebuah perkumpulan dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) yang
bergerak di bidang sosial.
Orientasi perkumpulan Indische Vereeniging berkembang setelah
kedatangan tiga serangkai Douwes Dekker, dr Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat. Mereka berhasil mengubah perhimpunan yang dahulu berorientasi
sosial diarahkan ke orientasi politik. Asas Indische Vegeeniging yaitu :
·
Penentuan nasib
sendiri;
·
Perjuangan
mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri;
·
Bangsa Indonesia
harus bersatu melawan penjajah.
Partai
Nasional Indonesia (PNI)
Perserikatan Nasional Indonesia mempunyai hubungan yang erat
dengan perhimpunan Indonesia (PI) karena sama-sama memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Selain itu, pengurus Perserikatan Nasional Indonesia berasal dari
orang-orang. Anggaran dasarnya jugga diambil dari anggaran dasar PI.
Pada kongres PNI pertama di Surabaya 27-30 Mei 1928
dibicarakan rencana kerja dan anggaran dasar PNI. Kongres juga mengukuhkan Ir.
Soekarno sebagai ketua PNI. Nama Perserikatan Nasional Indonesia di ubah
menjadi Partai Nasional Indonesia.
Kemajuan yang dicapai PNI dalam waktu relatif singkat dan
siapnya yang nonkooperatif sangat mencemaskan pemerintah Belanda. Kekhawatiran
pemerintah Belanda makin bertambah setelah tersiar isu bahwa PNI akan
mengadakan pemberontakan pada tahun 1930. Untuk mengantisipasinya, pemerintah
Belanda melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap tokoh-tokoh PNI. Pada
29 Desember 1929 Ir. Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap di Yogyakarta dan
dibawa ke Bandung. Ir. Soekarno membela diri dengan membacakan tulisannya yang
terkenal “Indonesia Menggugat”. Dalam pidato pembelaanya, Ir Soekarno
mengatakan “kini sudah semakin jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia
bukanlah bikinan kaum intelektual dan komunis saja, tetapi merupakan reaksi
umum yang wajar dari rakyat jajahan yang didalam batinnya telah menderita.
Revolusi Indonesia adalah revolusi zaman sekarang, bukan revolusi sekelompok
kaum intelektual tetapi revolusinya bagian terbesar dari rakyat dunia yang
terbelakang dan diperbudak.” Para pemimpin PNI akhirnya dijatuhi hukuman
penjara dengan dakwaan melakukan perbuatan mengganggu ketertiban dan menentang
pemerintah.
Penangkapan Ir. Soekarno membuat kaum nasional merasa sangat
terpukul. Oleh sebab itu, pada kongres luar biasa di Jakarta April 1931 PNI
akhirnya dibubarkan. Hal itu dilakukan demi keselamatan para anggotanya.
Mantan anggota PNI mendirikan Partai Indonesia (Partindo) pada
1 Mei 1931 dengan ketuanya Sartono. Sementara Moh Hatta, Sutan Sjahrir dan
kawan-kawannya mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.
Gerakan Wanita
Sampai pada pertengahan abad ke-19, peran wanita Indonesia
sangat kecil dibandingkan dengan laki-laki.
Kemudian lahir suatu gerakan emansipasi yang dipelopori oleh
R.A Kartini. Berbagai perkumpulan wanita pun berdiri, contohnya perkumpulan
Koetamaan Isteri yang diasuh oleh Dewi Sartika. Fokus perhatiannya adalah
pendidikan untuk wanita. Selain itu, ada Sekolah Kartini di Jakarta, Bogor,
Cirebon, Indramayu, Semarang, Madiun, Rembang, Surabaya, dan Pekalongan. Salah
satu organisasi kewanitaan yang paling tua adalah Putri Mardika yang berdiri
tahun 1912.
Perkembangan yang serupa terjadi di luar Jawa. Organisasi yang
terbentuk antara lain Keradjinan Amal Setia, Keotamaan Istri Minangkabau,
Sarekat Iboe Sumatra, dan InaTuni.
Dalam perkembangannya, muncul perkumpulan wanita yang lebih
radikal dan nonkooperatif dengan pemerintah Belanda, seperti Perkumpulan Istri
Sedar. Tujuannya meningkatkan kesadaran kaum wanita dan mulai menginginkan
kemerdekaan bagi bangsanya. Perkumpulan ini mengimbau agar perempuan jangan
hanya memikirkan pendidikan dan rumah tangga, namun juga harus ikut dalam
kegiatan politik. Organisasi ini turut aktif dalam berbagai aksi seperti aksi
menentang poligami.
Kehadiran berbagai organisasi wanita ini memperkuat kesadaran
kaum wanita untuk membantu terbentuknya suatu bangsa. Hal ini terbukti dengan
diselenggarakannya Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928 dan
Kongres Perempuan II di Jakarta pada tanggal 22 Desember 1930. Tanggal tersebut
kemudian dikukuhkan sebagai Hari Ibu.
Permufakatan
Perhimpunan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
Organisasi pergerakan di Indonesia masih melangkah
sendiri-sendiri. Kesadaran untuk mempersatukan semua pergerakan di bawah satu
payung masih kurang. Beberapa tokoh pergerakan seperti Soekarno (PNI) dan
Sukiman Wirjosandjojo (PSI) ingin mendirikan sebuah federasi dari organisasi
politik dan pergerakan di Indonesia, namun gagal.
Gagasan untuk menyatukan pergerakan kebangsaan dan partai
politik di bawah satu payung akhirnya tercapai setelah diadakan rapat di
Bandung tanggal 17-18 Desember 1927. Wakil-wakil dari PSI, BU, Pasungan, Jong
Sumatranen Bond, Pemuda Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia sepakat membentuk
satu federasi partai politik yang diberi nama Permufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
PPPKI mengadakan kongres pertama di Surabaya 30 Agustus – 2
September 1928. Wakil-wakil partai politik berharap bahwa kongres tersebut
merupakan permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan. Sutome terpilih sebagai
ketua Majelis Pertimbangan PPPKI. Oraganisasi ini mengalami guncangan akibat
pembubaran PNI dan melahirkan dua partai baru, yakni Pertindo dan PNI Baru.
Keberadaan dua partai baru ini kemudian memperlemah posisi PPPKI.
Akibat persoalan ini, PSI yang sudah berganti nama menjadi
Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) mengundurkan diri dari PPPKI tahun 1930.
Kongres Pemuda
Sebelumnya telah dibahas keberadaan tentang banyaknya
organisasi kepemudaan. Untuk menyamakan persepsi, akhirnya berbagai organisasi
pemuda sepakat mengadakan kongres pada tanggal30 April – 2 Mei 1926. Kongres
tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari organsasi pemuda seperti Jon Java, Jong
Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Islamiten Bond, Sekar rukun, Jong Batak, dan
Jong Minahasa.
Tujuan dari kongres :
1.
Membentuk badan
sentral organisasi kepemudaan
2.
Memajukan paham
persatuan kebangsaan
3.
Mempererat
hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.
Kongres Pemuda I ini menerima dan mengakui cita-cita
persatuan Indonesia walaupun rumusnya belum jelas, Kongres juga belum berhasil
membentuk suatu organisasi fusi dari berbagai organisasi pemuda, tetapi, usaha
ke arah itu terus berjalan. Kongres Pemuda II berlangsung tanggal 26-28 Oktober
1928 dan dihadiri oleh kurang lebih 750 pemuda yang berasal dari organisasi
kepemudaan di Indonesia. Kongres ini melahirkan semangat nasionalisme yang
lebih tinggi dari kongres pemuda sebelumnya. Utusan para pemuda mengucapkan
sumpah setia “ satu nusa, satu bangsa, satu bahasa”. Dalam acara penutupan,
dinyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan
W.R Supratman. Simbol persatuan adalah pengibaran bendera Merah Putih yang
diiringi lagu nasional Indonesia Raya.
Pernyataan
dalam Sumpah Pemuda itu merupakan perwujudan dari identitas nasional. Rumusan
itu menjadi pemersatu dalam tekad melawan penjajah Belanda dan meraih angka
kemerdekaan. Cita-cita dan tekad itu menjadi kenyataan setelah dua dasawarsa
kemudian.
Partai Indonesia Raya (Perindra)
Disurabaya
terdapat kelompok studi Indonesia yang banyak berjasa dalam pergerakan
nasional, khusunya di daerah Jawa Timur. Melalui surat kabar mereka mengkritik
perpecahan yang terjadi di berbagai organisasi pergerakan kebangsaan. Penyebab
perpecahan adalah perbedaan pendapat apakah akan mengambil sikap kooperatif
atau nonkooperatif dalam memperjuangkan cita-cita kebangsaan.
Kelompok
studi ini kemudian mengubah namanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)
pada tahun 1930. Persatuan Bangsa Indonesia memiliki arah bidang politik dengan
sasaran masyarakat pedesaan dan menjalin kerjasama dengan Boedi Oetomo, Serikat
Celebes, Serikat Sumatra, Ambon, serta Perkumpulan Kaum Betawi. Mereka kemudian
melebur dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan ketuanya Sutomo.
Bergabung pula tokoh pergerakan nasional lainnya seeperti Husni Thamrin,
K.R.M.H. Wuryaningrat dan Sukarjo Wiryopranoto.
Parindra
mempunyai tujuan membentuk Indonesia yang mulia dan sempurna. Organisasi ini
mengambil jalan kooperatif. Tujuannya untuk menghindar agar jangan sampai
dibubarkan pemerintahkolonial Belanda.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Pada
tanggal 21 Mei 1939. Husni Thamrin mendirikan federasi GAPI. Pembentukan GAPI
didasari beberapa alasan sebagai berikut :
1.
Kegagalan Petisi
Sutardjo
2.
Kegentingan
internasional akibat timbulnya fasisme
3.
Sikap emerintah
kolonial yang tidak memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia
GAPI
lahir sebagai hasil kesepakatan di antara organisasi-organisasi seperti PSII,
Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai Katolik. Kesepakatan
juga menghasilkan rumusan bahwa organisasi-organisasi anggotanya tetap memiliki
otonomi melaksanakan programnya masing-masin, jika timbul perselisihan
antarpartai, GAPI akan bertindak sebagai juru damai.
LATIHAN
1.
Boedi Oetomo,
Sarikat Dagang Islam, dan Muhammadiyah adalah organisasi yang muncul pada
periode....gerakan kebangsaan.
2.
Pendiri Sarikat
Dagang Islam adalah....
3.
Indische Partij
berdiri pada tanggal....
4.
Asas Taman Siswa
diwujudkan dalam sistem....
5.
Pemimpin buruh
Belanda yang masuk ke Indonesia adalah....
|
![]() |
No comments:
Post a Comment