BARIS
BERBARIS PASKIBRAKA
Baris berbaris memegang peranan penting dalam
palaksanaan pengibaran Bendera Sang Merah Putih. Derap langkah yang tegas dan
kompak akan sangat mempengaruhi jiwa dan semangat Paskibraka untuk melaksanakan
tugas. Kekompakan anggota Paskibraka tercermin dari sikap disiplin dalam
melaksanakan baris berbaris dan membentuk formasi.
Peraturan Baris Berbaris.
Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya
mengacu pada Peraturan Baris Berbaris
Militer yang terdapat dalam Buku Peraturan tentang Baris Berbaris Angkatan
Bersenjata. Buku ini disahkan oleh Surat Keputusan Pangab dan peraturan yang
terakhir adalah Skep Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2 Oktober 1985,
tetapi tahun 1992 ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa dan
langkah tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan
menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris
militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam
latihan Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata
yang berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
Pelatih.
Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris
adalah militer maka dengan dasar itu pelatih Paskibraka diambil dari instansi
militer karena dianggap lebih memahami peraturan tersebut dan dapat memberikan
ilmu baris berbaris sesuai peraturan yang berlaku. Didalam perkembangannya
pelatih disekolah banyak yang melibatkan para purna paskibraka untuk melatih
baris berbaris, namun harus dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan
baris berbaris baik dari unsur militer maupun sipil/purna paskibraka semuanya
harus berpedoman pada Peraturan Baris Berbaris yang berlaku.
Kewajiban Pelatih.
Keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung
pada kualitas dan kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melatih hanya
karena tugas tidak akan bisa mencapai hasil yang sempurna. Pelatih baris
berbaris harus mempunyai kemampuan ilmu melatih sesuai peraturan peraturan yang
berlaku dan kemampuan psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya.
Pelatih yang berkualitas harus mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan
segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya
antara lain
:
1.
Perasaan kasih sayang,
Pelatih harus dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh anak didiknya.
2. Persiapan
Persiapan yang baik akan menentukan
keberhasilan latihan. Pelatih harus mempersiapkan program apa yang akan
dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat yang diperlukan, tempat dan lain
sebagainya.
3.
Mengenal tingkatan anak didik.
Kemampuan setiap anak didik berbeda-beda
dalam menyerap materi latihan yang diberikan, oleh sebab itu pelatih harus
dapat memahami kemampuan setiap anak didiknya dan memberikan metode latihan
sesuai yang dibutuhkan sehingga pada akhirnya dapat dicapai suatu hasil yang
optimal.
4. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal
yang harus disombongkan atau hanya dipamerkan, melainkan wajib diamalkan dan
diberikan kepada anak didiknya dengan kesabaran dan ketelatenan.
5. Adil
Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam
segala hal dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan
satu dengan lainnya.
6. Teliti
Pelatih harus cermat dalam melaksanakan
ketentuan-ketentuan sesuai dengan aturan yang berlaku. Gerakan setiap anak
didiknya harus selalu diperhatikan sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai
dengan aturan yang benar.
7. Sederhana
Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan
pelatih harus mempergunakan bahasa dan kalimat yang sederhana sehingga mudah
dipahami oelh setiap anak didik.
8. Teladan
Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan
contoh-contoh gerakan, memberikan teladan dan selalu mengoreksi setiap anak
didiknya sehingga mereka dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar. Jika
dilapangan pelatih sebaiknya tidak usah terlalu banyak bercerita atau
memberikan pengarahanpengarahan yang tidak perlu sebab yang diperlukan adalah
pengulangan latihan-latihan setiap gerakan sehingga anak didik benar-benar
memahami setiap gerakan dan dapat melaksanan dengan benar.
Perbandingan pelatih
Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan
kemampuan pelatih sangat menentukan ratio pelatih dan anak didik. Untuk latihan
baris berbaris maka ratio 1 : 15 atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau
terlalu banyak pelatih akan membuat anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih
yang akan mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil, pemberian aba-aba
gerakan dan lain sebagainya.
Program Latihan
Tahap latihan baris berbaris adalah
sebagai berikut :
1.
Gerakan ditempat.
Gerakan baris berbaris yang dilakukan
ditempat misal : Sikap siap, istirahat, hormat, lencang kanan, jalan ditempat
dan lain sebagainya. Gerakan ditempat adalah kunci sukses dalam latihan baris
berabris. Dalam latihan awal ini ketegasan pelatih mutlak diperlukan, karena
jika anak didik sudah terbiasa dengan aba-aba dan gerakan yang tegas serta
kompak maka dalam latihan pindah tempat dan berjalan akan menjadi mudah, karena
secara emosi mereka sudah mulai terarah pada gerakan-gerakan selanjutnya.
2. Gerakan pindah tempat
Gerakan baris berbaris dengan pindah tempat
tanpa melakukan gerakan berjalan, misal : 2 langkah kedepan/kebelakang, geser
ke kekiri/kanan dan lain sebagainya
3.
Gerakan berjalan.
Dalam latihan berjalan maka tahap latihan
sebaiknya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil antar 10 – 15 orang per kelompok
karena akan lebih mudah untuk memperhatikan dan mengoreksi gerakan setiap
anggota, setelah anggota pasukan dianggap mampu baru digabung menjadi kelompok
yang besar.
1. Langkah Biasa
Yaitu membiasakan peserta untuk melakukan
gerakan-gerakan langkah biasa, hal ini
juga dimaksudkan agar dapat diberikan dasar-dasar penyeragaman langkah.
2. Langkah Tegap
Gerakan
langkah tegap akan
gerakan baris berbaris dengan sikap yang tegap baik ayunan
tangan dan kaki, termasuk hentakan kaki sehingga dapat menimbulkan irama yang
tegap, kompak dan mantap.
Dalam langkah tegap kekompakan dan keseragaman ayunan
tangan harus benar-benar diperhatikan karena ayunan tangan akan menunjukkan keindahan
dalam dalam berbaris.
3.
Latihan tempo melangkah.
Saat latihan baris berbaris yang harus diperhatikan
adalah tempo langkah baris berbaris dan kekompakan untuk melaksanakan sesuai
peraturan tempo yang berlaku.
Untuk latihan tempo berjalan maka para pelatih dapat
menggunakan tape recorder dan memutar lagulagu mars sesuai dengan tempo yang
berlaku. Saat ini tempo langkah baris berbaris yang berlaku adalah 120 langkah
per menit dengan panjang langkah 65 cm.
Berbaris sambil diiringi lagu-lagu mars akan membuat
semua anggota pasukan lebih mudah menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo
lagu yang diputar.
Dalam latihan tempo dapat dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok bergantian melakukan gerakan
kombinasi jalan ditempat dan langkah biasa atau langkah tegap. Dengan latihan
kombinasi ini akan mempermudah saat melakukan formasi pengibaran bendera,
karena saat melakukan formasi biasanya gerakan jalan ditempat dan langkah tegap
akan saling mengisi sehingga tempo langkah setiap anggota harus sama dan kompak
Pujian dan Hukuman
Dalam latihan baris berbaris kadang-kadang ada anggota
yang melakukan gerakan-gerakan yang sangat kompak dan bagus dalam melakukan
gerakan. Pelatih yang baik akan selalu jeli terhadap semua gerakan anak
didiknya,dan disaat istirahat maka
pelatih sebaiknya tidak segan-segan untuk memberikan pujian. Tetapi
apabila ada anggota pasukan yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan baris
berbaris maka pelatih dalam memberikan hukuman harus jelas arahnya agar
kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Hukuman sebaiknya tidak berupa hukuman phisik yang dilakukan secara
langsung misal push up, squat jam dan lain-lainnya, karena :
Hukuman seperti ini tidak akan berdampak positip bagi
anggota karena merugikan kondisi phisik anggota yang terbuang tenaganya sebab
harus menjalani hukuman
Membuang waktu karena ada anggota yang dihukum
sehingga anggota yang lain tidak dapat meneruskan latihan.
Hukuman yang dilakukan sebaiknya bersifat mendidik dan membuat anggota yang
melakukan kesalahan benar-benar merasakan bahwa akibat kesalahan yang dilakukan
akan merugikan anggota yang lain.
Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka
anggota yang bersangkutan dipisah dan secara individual diberikan arahan dan
dikoreksi gerakan-gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat melakukan gerakan
ditempat maka dapat diberi hukuman dengan melakukan gerakan-gerakan yang salah
sebanyak 10 kali, dengan cara seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan
anak didik juga sebagai bentuk latihan khusus sehingga anggota tersebut dapat
lebih memahami kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat, sedang manfaat
pelatih dengan memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan kemampuan
anggotanya secara cepat tanpa merugikan yang lain.
Jika kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka
secara personal anggota tersebut dapat diperintah untuk melakukan langkah tegap
secara sendiri/ personal. Dengan cara ini palatih dapat memperhatikan kemampuan
secara individu, sedang bagi anggota yang melakukan baris berbaris sendiri akan
menimbulkan perasaan malu karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan
berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat jam atau
hukuman phisik lainnya sudah saatnya ditinggalkan karena hanya akan merugikan
peserta latihan secara keseluruhan dan bersifat kurang mendidik. Jika ada yang beralasan kalau hukuman
tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka pelatih yang mengatakan hal
tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang latihan baris berbaris yang
benar,sebab saat sudah masuk latihan baris berbaris Paskibraka kondisi phisik
peserta harus baik dan peningkatan kondisi phisik secara instant akan membuat
peserta kurang sehat sehingga tidak dapat berprestasi dengan optimal.
No comments:
Post a Comment